Timbunan Jenazah, Teror Kesehatan Korban Gempa dan Tsunami di Sigi
[ad_1]
Wikimedan – Ancaman terkait gangguan kesehatan, kini mulai menjadi momok bagi korban gempa dan tsunami di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). Terlebih dugaan masih banyaknya jenazah yang tertimbun lumpur dan belum dievakuasi dengan bau yang cukup menyengat menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Empat kawasan terdampak parah bencana di Sigi dengan tumpukan lumpur menggunung, masing-masing yakni berada di Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Lindu dan Pipikoro. Saat ini korban yang rumahnya sempat terselamatkan, bertahan sementara di halaman depan rumah.
Dugaan banyaknya jenazah yang masih tertimbun lumpur tersebut, membuat khawatir Bupati Sigi, Muhammad Irwan Lapata. “Yang paling luar biasa ini adalah evakuasi mayat ini harus segera, karena kalau tidak bisa, maka akan menimbulkan penyakit baru,” kata Irwan di Sigi, Rabu (3/10).

Sekitar 300 jenazah yang tertimbun lumpur semakin hari semakin menimbulkan bau yang tidak sedap. (Sahrul Ramadhan/Wikimedan)
Menurut Irwan, proses evakuasi harus segera dilakukan mengingat kondisi sekitar 300 jenazah yang tertimbun lumpur semakin hari semakin menimbulkan bau yang tidak sedap. “Itu pasti masalah penyakit baru akan bermunculan,” ucapnya.
Kecamatan lain yang juga disebutkan terdampak parah adalah, Biromaru, Dolo Selatan, Dolo Barat dan Marwola Raya. Di luar itu persoalan lain yang dihadapi para korban di sebagian besar wilayah Sigi adalah listrik yang sama sekali belum teraliri.
“Sehingga itu sangat mengganggu komunikasi. Itu hal utama lain. Alat berat juga ada tapi sangat terbatas,” tambahnya.
Timbunan jenazah di dalam lumpur di kawasan kecamatan itu saat ini telah memasuki hari kelima usai bencana maha dahsyat pada Jumat (28/9) lalu.
(rul/JPC)
[ad_2]