Teknologi

ZTE Targetkan Peluncuran Ponsel 5G Pertengahan 2019

Indodax


ZTE ponsel 5G

Jakarta, Wikimedan – Meski belum sepenuhnya pulih dari sanksi yang dijatuhkan oleh Kementerian Perdagangan AS, ZTE menegaskan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan smartphone 5G secara komersial pertama pada paruh pertama 2019. Saat ini perusahaan tengah menyelesaikan sejumlah tes yang didukung oleh teknologi generasi berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan, ZTE mengatakan telah menyelesaikan panggilan 5G, serta mencapai internet dan koneksi dengan WeChat, menandai “tonggak lain dalam penggunaan komersial 5G” pada smartphone ZTE.

Sumber tersebut mengatakan, ZTE dapat menyelesaikan demonstrasi menggunakan antena solusi terintegrasi, mendukung cakupan penuh dari spektrum sub6G mm-Wave. Teknologi itu diklaim memenuhi persyaratan operator utama di seluruh dunia.

Pengujian ZTE dibangun pada pengujian panggilan 5G pertama menggunakan 3GPP R15 standar global pada April 2018. Pengujian yang dilakukan juga mampu menyelesaikan panggilan 5G dengan smartphone dan perangkat ZTE CPE menggunakan sistem simulasi pada akhir Oktober 2018.

Perusahaan juga mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk membawa smartphone yang cocok ZTE 5G ke pasar pada paruh pertama 2019, sejalan dengan target industri yang bersiap untuk meluncurkan layanan 5G secara komersial.

ZTE mengatakan layanan data 5G terus mengalami kemajuan, dengan tambahan tes R&D multi-skenario yang diharapkan akan dilakukan pada Desember 2018. Sekitar waktu yang sama, itu juga akan mengungkap CPE 5G eksperimental.

ZTE, seperti banyak vendor dunia, berharap bahwa era 5G akan mengubah peruntungannya, mengikuti periode pengujian untuk perusahaan.

Tahun ini, ZTE mengalami banyak persoalan yang nyaris membuat vendor asal China itu kolaps. Larangan yang diberlakukan pemerintah AS, memaksa ZTE untuk menangguhkan operasinya untuk waktu yang singkat, sebelum mencapai penyelesaian.

Dalam laporan laba terbaru, ZTE membukukan 65 persen penurunan laba di Q3, karena terus merasakan dampak embargo perdagangan AS. Padahal sebelumnya, ZTE pernah mendominasi pasar prabayar di AS.

Namun sanksi keras membuat banyak portofolio ponsel ZTE menghilang dari operator. Hal ini berdampak pada volume ponsel ZTE di Amerika yang menurun sebesar 48 %% selama kuartal Juni-September 2018, demikian laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan data dan analytics, GlobalData.

GlobalData lebih lanjut mengatakan bahwa penurunan mendadak dalam jumlah ponsel ZTE menunjukkan kewaspadaan di pihak operator telekomunikasi di AS karena tekanan politik.

Mengomentari laporan tersebut, Anisha Bhatia, Analis Senior di GlobalData, mengatakan bahwa operator Amerika menjadi pemain yang menentukan untuk penjualan smartphone di pasar AS. Namun mereka sangat rentan terhadap risiko di pasar AS yang sangat ketat.

Menurut GlobalData, setidaknya setiap operator prabayar di AS menawarkan perangkat ZTE. Vendor China itu menguasai hampir 14% pasar bundling dengan operator. Proporsi lebih banyak lagi di segmen harga di bawah USD150.

Namun, hingga akhir September, ZTE hanya memiliki 21 model ponsel di pasar prabayar, yang setengahnya jumlah dibandingkan dengan tiga bulan yang lalu.

Hingga semester pertama 2018, ZTE telah menelan kerugian 6,8 miliar RMB atau sekitar US$ 1 miliar. Namun setelah periode buruk, perusahaan berharap dapat membukukan laba 1 miliar RMB pada Q3-2018.

Kategori : Berita Teknologi

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *