ZTE: 2019, Bisnis Digital Lebih Menguntungkan Buat Operator

Jakarta, Wikimedan – Tahun 2018 ditutup dengan kinerja operator selular yang tidak memuaskan. Pertama kalinya terjadi negative growth sekitar 6% yang dialami operator selama 2018 ini. Penurunan ini terjadi dari sisi pendapatan (-12,3%) dan juga EBITDA (-24,3%).
“Jika operator hanya fokus pada bisnis intinya yakni jaringan, dapat diprediksikan pendapatannya di tahun ini lebih kecil. Hanya USD 437 juta atau setara Rp6,2 triliun pada 2019. Namun, bila operator beralih ke digital, pendapatannya jauh lebih besar mencapai USD 4,5 miliar atau senilai Rp 64,2 juta,” papar Head of Wireless Marketing and Solution ZTE Indonesia, Andyan Pradipto disela acara Selular Business Forum (SBF) 2019 di Balai Kartini, Jakarta.
Menurut Andyan, jika operator masuk ke ranah keamanan siber potensinya menacpai USD85 juta setara Rp 1,2 triliun.
“Dari sisi enterprise mobility dan Internet of Things (IoT) mencapai USD 1,1 miliar atau setara Rp15,6 triliun. Sementara layanan telekomunikasi dan informasi untuk wirausaha memperoleh angka yang sama yakni USD1,1 miliar atau setara Rp15,6 triliun. Untuk komputasi awan dan hosting meraih USD 1,6 miliar atau serupa Rp22,8 triliun,” terang Andyan.
Disampaikan Andyan, seharusnya operator di Indonesia mengembangkan bisnis digital mereka untuk mendapatkan revenue yang lebih baik di tahun 2019 ini.
“Kalau operator hanya andalkan network, ibaratnya hanya buat jalan tapi tidak dapat apa-apa,” tandasnya.
Dijelaskan Andyan, sektor telekomunikasi di Indonesia hanya menyumbang 3% dari total Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN selama 2017.

“Terhitung Januari 2017 hingga Januari 2018, pengguna aplikasi sosial media smartphone aktif di Indonesia lebih dari 28 juta. Peningkatannya cukup signifikan sekitar 30%. Pengguna jejaring sosial aktif di Indonesia tak hanya dari smartphone saja mencapai lebih dari 24 juta. Peningkatanya sebesar 23%,” ungkapnya.

Andyan mengatakan, sekitar 2 juta pengguna smartphone aktif menggunakan smartphone untuk aplikasi lain. Cukup kecil peningkatannya hanya 1%.
“Ini jelas menunjukan bahwa bisnis digital seperti aplikasi lebih menggiurkan,” tutup Andyan.
Kategori : Berita Teknologi