Wabup H.Darma Wijaya Untuk Kesekian Kali Meninjau Pengerjaan Normalisasi Sungai Bedagai/Rampah
SERGAI(Sumut), Wikimedan | Sudah lebih satu bulan normalisasi sungai Rampah di dengan menggunakan alat berat (bekho) yang hanya mengerjakan kanan kiri pinggiran sungai Wabup Sergai H.Darna Wijaya Untuk Kesekian kali nya meninjau pengerjaan Normalisasi yang dikerjakan Alat berat Beco Longhand untuk mendalamkan serta merapikan Tanggul Senin (17-12-2018) alat berat bekho Longhand masuk untuk mengeruk di tengah sungai, sehingga membuat kedalaman sungai.
Wabup yang di dampingi Ketua dan pengurus Panitia Ahmad Jubeir Sektaris Kades Sei Rampah Munazat dan Affan Mandor Humas Normalisasi yang tergabung dalam “Gotongroyong” ini, Nazaruddin (Anas) mengatakan, pengerjaan normalisasi ini sudah lebih sebulan, semula satu bekho dan semalam masuk satu lagi alat berat masuk yang tangan panjang dan mampu mengeruk di tengah sungai, kata Nazaruddin.
Normalisasi ini sudah mencapai 1 Km lebih di kanan kiri bantaran sungai, dari hilir langsung naik ke hulu dan yang di keruk kelebarannya dan kedalaman sungai, lalu di tata menjadi keindahan.
Kata Nazaruddin, pengerjaan normalisasi ini mempunyai panitia dan biaya operasional dari sumbangan swadaya masyarakat, kita mendengar bahwa pengerjaan ini adalah proyek, tapi kita jelaskan bahwa ini murni swadaya masyarakat, kita sangat mengharapkan bantuan masyarakat, baik moril materil, karena normalisasi untuk kepentingan masyarakat.
. Banyak yang terlibat dalam pengerjaan ini sampai Wakil Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya, sangat apresiasi apa yang di lakukan panitia gotongroyong normalisasi sungai Rampah, berulang kali pak Wabup ke lokasi dan semalam ketika bekho Long,am sudah standby di pingir lokasi pak Wabup H. Darma Wijaya sambil makan siang ikan sombam di RM Pokok Mangga, kita sebagai Ketua Panitia ini sangat bangga karena Wabup Darma Wijaya terus datang kelokasi, ungkap Anas.
Pantauan Wartawan Media ini di lokasi melihat pengejaan normalisasi ini semakin baik, disamping melebarkan sesuai benteng aslinya juga mengeruk kedalaman sungai, apalagi hal anggaran operasional murni dari bantuan masyarakat khususnya para donatur, normalusasi di buat sungainya lebar dan dalam, karena puluhan tahun yang di dambakan masyarakat baru ini terjadi itupun dengan dana masyarakat.
Informasi yang di himpun di lokasi, berbagai permasalahan timbul namun karena kompak semua dapat teratasi dan lahan warga yang terkena tidak ada ganti rugi bahkan warga yang terkena dampak pengerukan rela membongkar rumahnya, biar tanah hasil pengerukan itu dapat menimbun tapak rumah, seperti rurumah Isman, Ningsih dan Nurianto, mereka membongkar rumahnya sendiri.(AfGans)
Kategori : Berita Medan