Berita Nasional

TNI Ultimatum Separatis Papua: Menyerah atau Kami Selesaikan!

Indodax


Wikimedan – Pencarian lima korban kebrutalan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Papua membuahkan hasil. Satu jenazah yang diduga pekerja PT Istaka Karya ditemukan di Bukit Kabo, Distrik Yigi, Nduga, kemarin (9/12).

Namun, hingga kemarin identitas jenazah tersebut belum diketahui. Yang pasti, total korban meninggal akibat keganasan gerakan separatis Papua itu menjadi 17 orang.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyebutkan, temuan satu jenazah itu dilaporkan sekitar pukul 13.30 WIT kemarin. Lokasi penemuan berjarak kurang lebih 1 kilometer dari tempat 16 jenazah yang ditemukan lebih dulu. “Korban ditemukan di dalam hutan,” ucap Aidi ketika diwawancarai Jawa Pos.

TNI Ultimatum Separatis Papua: Menyerah atau Kami Selesaikan!
Pasukan TNI yang dikerahkan untuk menumpas KKSB di Papua. (Deny/Cenderawasih Pos/Jawa Pos Group)

Lantaran sudah berhari-hari, kondisi jenazah mulai membusuk. Karena itu, petugas tidak banyak mencatat data fisik jenazah tersebut. Mereka hanya mendapati ciri-ciri umum berupa pakaian yang masih melekat pada korban, yakni celana panjang berwarna putih. “Jenis kelamin laki-laki, berambut panjang,” imbuh Aidi. Petugas juga mendapati luka akibat serangan benda tajam. “Ada luka tusuk di dada dan luka bacokan di leher belakang,” kata dia.

Petugas akan mengevakuasi jenazah tersebut ke Wamena. Karena kondisi cuaca kemarin tidak memungkinkan, evakuasi baru dilakukan hari ini (10/12). Untuk sementara, jenazah itu disemayamkan di jalur poros Distrik Yigi-Distrik Mbua. “Selanjutnya, jenazah dievakuasi ke Wamena menggunakan helikopter,” terangnya.

Serupa dengan 16 jenazah sebelumnya, satu jenazah itu akan langsung diotopsi. Identitas lengkap jenazah tersebut bakal diumumkan setelah otopsi selesai. Dengan temuan jenazah ke-17 itu, kata Aidi, TNI-Polri tinggal mencari empat pekerja lainnya. Yakni dua orang yang disebut turut menjadi korban pembantaian KKSB serta dua orang yang berhasil melarikan diri dari kejaran kelompok tersebut. Aidi memastikan bahwa TNI-Polri berusaha sebaik-baiknya agar empat orang itu segera ditemukan. “Satgas gabungan akan terus melaksanakan pencarian korban yang belum ditemukan,” ujarnya.

Aidi juga menyebutkan, pengejaran terhadap KKSB masih berlangsung. Sesuai dengan arahan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, petugas yang bergerak di Distrik Yigi punya tugas penegakan hukum. Untuk itu, Aidi menyampaikan ultimatum. “Kepada KKSB, hanya punya dua pilihan: segera menyerah atau kami selesaikan! Ingat, waktu terbatas,” tegas dia.

Aidi pun meminta tidak ada lagi pihak yang mengganggu pembangunan infrastruktur di Papua. Apalagi wilayah pegunungan tengah yang aksesnya masih serbasusah. Siapa pun yang mengganggu sama saja membiarkan Papua tidak berkembang.

Berdasar laporan yang diterima Kodam XVII/Cenderawasih, TNI-Polri sudah menguasai Distrik Yigi dan Distrik Mbua yang sempat jadi sasaran KKSB. Aidi mengakui, saat kontak senjata terjadi, banyak warga di Distrik Yigi maupun Distrik Mbua yang mengungsi ke hutan.

Namun, sejak dua hari lalu, mereka berangsur kembali ke permukiman. “Kegiatan sosial serta roda ekonomi mulai berjalan,” kata Aidi. Hanya, kondisi Distrik Yigi masih sepi. Sebab, sebagian penduduk belum berani kembali ke permukiman. Mereka memilih bertahan di dalam hutan.

Aidi juga menyatakan bahwa TNI-Polri tidak pernah melakukan pengeboman. Baik dari udara maupun darat. “TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri, yaitu senapan perorangan,” jelasnya.

Alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI yang dikerahkan, tegas Aidi, hanya berupa alat angkut. Termasuk di antaranya helikopter jenis Bell dan MI-17 yang dipakai mengevakuasi jenazah. “Tidak ada helikopter serang, apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom,” ucapnya.

Aidi juga menandaskan bahwa sampai kemarin TNI-Polri belum sekali pun menyerang KKSB. Sebab, fokus mereka sementara ini adalah mencari korban yang belum ditemukan. Kontak senjata dengan KKSB memang sempat terjadi. Sebab, KKSB berupaya mengganggu pencarian dan evakuasi korban. Kontak senjata itu membuat tiga personel TNI-Polri jadi korban. Dua terluka dan seorang prajurit meninggal dunia.

Pada bagian lain, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) bersikukuh menyatakan bahwa TNI-Polri melakukan pengeboman. Akibatnya, dua warga sipil meninggal dunia. Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim bahwa TNI melakukan serangan udara dengan melemparkan bom 12 kali. “Tujuh kali ke Distrik Yigi dan lima kali ke Distrik Mbua,” ucapnya.

Menurut Sebby, tidak ada anggota TPNPB-OPM yang menjadi korban serangan. Yang terluka dan tewas justru warga sipil. Setidaknya ada dua orang yang tewas, yakni aparat Desa Kunjondumu dan aparat Desa Wuridlak. “Kami mengetahui juga ada empat warga yang terluka berat dan saat ini kritis,” katanya.

Klaim tersebut dibantah Aidi. Dia menjelaskan, letak Bukit Kabo jauh dari permukiman Distrik Yigi. Jaraknya 4 sampai 5 kilometer. “Saya pernah ke sana,” tegasnya. Karena itu, dia sangsi kontak senjata antara TNI-Polri dan KKSB menewaskan masyarakat sipil. “Dapat dianalisis, korbannya bukan warga sipil murni. Tapi, mungkin saja mereka adalah bagian pelaku pembantaian,” tambah dia.

Berbagai pernyataan Sebby dinilai sebagai propaganda oleh TNI-Polri. Termasuk di antaranya keterangan soal jatuhnya korban masyarakat sipil. Menurut Aidi, aparat TNI maupun Polri tahu betul mana target dan mana yang bukan. “Publik telah tahu semua. Bahwa mereka (KKSB) menyerang warga sipil, pekerja yang sama sekali tidak mengancam mereka,” bebernya. 

(idr/syn/c9/oni)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *