Simak, Komentar Ustad Yusuf Mansur Bikin Sejuk
Wikimedan – Setiap pelaksanaan pemilu, masjid kerap disisipi agenda kepentingan politik tertentu. Tak jarang, sejumlah ceramah malah mengumbar kebencian untuk mendiskreditkan dan memfitnah pihak yang berlawanan.
Bukannya menyejukkan, kadang ada juga ‘ceramah panas’ yang malah mengobarkan kebencian sesama anak bangsa. Salah satu ustad kondang Indonesia Yusuf Mansur ikut angkat bicara soal adanya fenomena tersebut.
Sejatinya, kata dia, materi khotbah tentang politik boleh digaungkan di masjid. Dengan catatan, hanya bersifat untuk mengedukasi jamaah tentang nilai-nilai Islam. Akan tetapi yang tidak boleh, materi politik yang bersifat hasutan dan ujaran kebencian.
“Sepanjang bukan berisi hasutan, dukungan parsial, cacian, makian silakan saja. Jadi materi khutbah, sebaiknya yang bersifat memberikan edukasi politik tanpa ada unsur kebencian, itu tentu saja boleh,” kata Yusuf kepada Wikimedan, Minggu (18/11).
Lalu bagaimana membedakan materi dakwah mana yang bersifat edukasi atau makian. Menurut Ustad Yusuf Mansur, letak perbedaannya bisa diukur dari narasi yang disampaikan oleh pendakwah. Kalau belum cukup, bisa juga dilihat dari intonasi dan gestur tubuh.
“Jika sudah bersuara emosi, umumnya suka hilang kontrol. Sampai sini, pengurus masjid, boleh saling mengingatkan. Supaya enggak ada pertikaian, karena pastinya jamaah pun majemuk,” ungkap dia.
Lebih lanjut pimpinan pondok pesantren Daarul Quran Ketapang, Tangerang itu menilai, mayoritas masjid-masjid Indonesia telah mengajarkan jamaah sesuai dengan ajaran agama Islam. Khususnya dakwah yang penuh kesejukan dan Islam yang rahmatan lil alamin.
Sementara itu, khusus masjid yang masih kerap terlihat ujaran kebencian, Ustad Yusuf Mansur menilai, beberapa di antara mereka masih terus belajar dalam proses pendewasaan. Satu-satunya cara untuk membalikkan kondisi mereka sesuai dengan ajaran islam yakni dengan mengedukasi dengan baik seraya mendoakan.
“Sebab jika salah pendekatan, dianggap mengebiri kebebasan berbicara juga. Percayalah, lama-lama, capek juga kok buat seseorang bila mendengar terus menerus kalimat negatif. Enggak akan tahan selamanya, maka mari tebar aura positif,” pungkasnya.
(aim/JPC)
Kategori : Berita Nasional