Berita Nasional

Selidiki Kematian Anggota Marinir, Makam Halim Dibongkar

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Korps Marinir bergerak cepat untuk menuntaskan misteri tewasnya Kelasi Kepala (KLK) Achmad Halim Mardyansyah di halaman belakang Detasemen Perbekalan Pangkalan Marinir (Denbek Lanmar) Karang Pilang pada Senin (10/9). Setelah setuju menggunakan tim dokter forensik independen dalam otopsi ulang jasad Halim, hari ini mereka membongkar makam.





Informasi tentang pembongkaran makam dan otopsi Halim kali pertama berasal dari pihak keluarga. Rencananya, proses paling krusial dalam penyelidikan Pomal itu digelar pukul 06.30. Lokasinya berada di TPU Karang Pilang. “Saya nggak akan datang,” ujar Istiatin.






Ibunda Halim tersebut memang masih shock. Istiatin menyatakan tak akan kuat melihat prosesi pembedahan makam itu Dia memilih mengaji dan berzikir dari rumah bersama sang suami dan keluarga lainnya. “Bapak (Sukiman, Red) juga tidak datang,” ucapnya.


Selidiki Kematian Anggota Marinir, Makam Halim Dibongkar

Infografis kejanggalan jenazah Halim Mardyansyah (Kokoh Praba/Wikimedan)





Tetapi, Sukiman dan Istiatin telah menunjuk anggota keluarga yang lain untuk mengikuti proses tersebut. Mereka akan menjadi perwakilan keluarga yang sebelumnya memohon dilakukan otopsi ulang terhadap jasad tentara berusia 29 tahun tersebut. “Mungkin ibu juga pilih orang yang kuat dengan prosesi itu,” kata Aisyah Syafiera, istri Halim.





Istiatin sudah mengabarkan kepada keluarga besar mengenai jadwal otopsi tersebut. “Ke keluarga saja dulu. Saya tak ingin berpolemik. Yang penting, semoga prosesnya lancar,” ungkap Istiatin.





Di bagian lain, Kadispen Korps Marinir Letkol (Mar) Ali Sumbogo membenarkan soal informasi yang beredar di kalangan keluarga Halim itu. Dia menuturkan bahwa hal tersebut merupakan proses penting yang terakhir bagi Korps Marinir. Sebab, proses setelah otopsi bukan wewenangnya lagi, melainkan wilayah tim dokter independen dan penyidik Pomal.






Perwira dengan dua melati di pundak itu menyatakan, Korps Marinir bakal menerima apa pun hasil otopsi dan penyelidikan Pomal. Mereka pun sudah siap dengan segala konsekuensinya.






Penyebab kematian Halim memang masih menjadi pro-kontra. Berdasar hasil penyelidikan Denbek Lanmar, Halim diduga bunuh diri. Sebab, ketika ditemukan pada Senin dini hari (10/9), dia tergantung dengan tali merah di pohon bambu di halaman belakang Denbek Lanmar.





Sementara itu, keluarga Halim yakin dia tewas bukan karena bunuh diri. Penyebabnya, yang pertama, ada luka lebam di sekujur tubuh Halim yang lebih mirip penganiayaan. Yang kedua, Halim tak mempunyai motif bunuh diri. Dia dikenal sebagai tentara dengan reputasi baik. Itu juga diakui Korps Marinir. Dia juga baru menikah dan berencana bulan madu dua pekan lagi. Artinya, kehidupannya baik-baik saja.





Meski diyakini otopsi tim independen adalah jalan keluar yang baik bagi keluarga dan Korps Marinir, konsekuensinya cukup berat. Pertama, jika dinyatakan murni bunuh diri, Halim bisa kehilangan statusnya sebagai anggota. Sebab, dia telah mengakhiri hidupnya sendiri.





Kemudian, keluarga yang dia tinggalkan akan kehilangan sejumlah hak. Mulai gaji hingga tunjangan bulanan. Sebab, kasus Halim bakal mencapai proses pemecatan dengan tidak hormat (PDTH). “Ini semestinya sudah disadari keluarga,” kata seorang perwira TNI-AL yang tak mau disebut namanya.





Kemungkinan kedua, jika ternyata Halim tewas karena dianiaya, Pomal bakal mempunyai bukti kuat dan scientific untuk meneruskan kasus tersebut menjadi pidana. Bukti otopsi itu bisa langsung menggeret sejumlah orang yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Halim. 





(mir/c20/ano)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *