Rotavirus, Penyebab Diare Kronis yang Bisa Mengancam Jiwa Anak
Kata rotavirus mungkin masih terdengar asing di telinga. Ya, tak banyak yang tahu bahwa rotavirus adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan infeksi saluran cerna. Virus ini nyatanya menjadi penyebab utama dari kejadian diare pada anak.
Bahkan, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, diare rotavirus menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian anak di Indonesia. Memang, infeksi virus ini bisa mematikan, maka itu Kementerian Kesehatan menyarankan orangtua untuk memberikan bayinya vaksin rotavirus. Sebenarnya, seperti apa sih rotavirus itu? Apa yang terjadi jika si kecil kena rotavirus? Apa saja tandanya?
Rotavirus adalah virus yang mudah menular dan berbahaya
Dilansir dalam laman CDC, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat, rotavirus adalah virus menular yang dapat menyebabkan radang lambung dan usus.
Rotavirus ini sangat mudah menular terutama pada anak-anak sehingga menimbulkan diare, mual, demam, sakit perut, dan dehidrasi. Kebanyakan, virus penyebab diare ini akan menginfeksi bayi dan anak di bawah 3 tahun.
Meskipun begitu, siapa saja sebenarnya bisa terkena infeksi rotavirus, termasuk orang dewasa. Namun, bedanya gejala infeksi rotavirus yang terjadi pada orang dewasa tidak separah anak-anak.
Sayangnya, diare rotavirus tidak bisa diatasi dengan obat, bahkan anak yang sudah mendapatkan vaksin rotavirus pun masih mungkin mengalami infeksi.
Namun, memang anak yang sudah vaksin rotavirus akan mengalami gejala yang jauh lebih ringan ketimbang yang tidak vaksin sama sekali.
Begini infeksi rotavirus menyebar
Perlu diingat bahwa rotavirus adalah penyebab penyakit infeksi yang mudah sekali menyebar dan menular. Virus ini pada awalnya terdapat pada feses orang yang sudah terinfeksi. Meski saat itu orang tersebut belum merasakan gejala apapun, biasanya ia sudah bisa menularkan rotavirus ke orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Nah, supaya tidak menular ke mana-mana, Anda harus selalu menjaga kebersihan diri. Kebiasaan sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah dari kamar mandi atau sebelum makan, nyatanya bisa memutus penyebaran diare rotavirus ini.
Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan kebiasaan mencuci tangan, padahal setelah membersihkan kotoran, rotavirus bisa saja menempel di tangan. Dari tangan, virus akan berpindah barang atau tempat yang Anda sentuh. Nah, dari situ penyebaran rotavirus dimulai.
Infeksi rotavirus mudah menular bila:
- Tidak mencuci tangan dengan sabun kemudian menyentuh mulut setelah dari kamar mandi
- Memegang benda yang sudah terkontaminasi rotavirus, kemudian tangan masuk ke dalam mulut
- Makan makanan yang sudah terkontaminasi rotavirus
Oleh karena penyebarannya yang sangat mudah, sebenarnya bisa saja rotavirus bisa ada di mana-mana, seperti:
- Di alat tulis
- Di makanan
- Permukaan bak cuci piring dan meja dapur
- Mainan
- handphone
- Alat masak
- Air
Tanda dan gejala terjadinya infeksi rotavirus
Gejala dari infeksi rotavirus bisa muncul dalam waktu 2 hari setelah terkena virus. Gejala yang paling umum adalah diare yang parah pada anak. Diare rotavirus bisa terjadi selama 3-8 hari. Selain itu, beberapa kondisi lain yang bisa terjadi ketika si kecil terinfeksi rotavirus adalah:
- Muntah
- Nafsu makan menurun
- Warna feses yang hitam
- Terasa sangat lelah
- Demam
- Dehidrasi (kehilangan banyak cairan tubuh)
- Nyeri perut
Pada orang dewasa, gejala tersebut juga dialami tapi dalam tingkat yang jauh lebih ringan. Bahkan, dalam beberapa kasus infeksi rotavirus pada orang dewasa, tidak ada gejala apapun yang muncul saat itu.
Pengobatan infeksi rotavirus
Pada dasarnya tidak ada obat yang spesifik mengobati infeksi rotavirus, tetapi dokter akan mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Seperti misalnya, diare rotavirus akan menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi.
Nah, karena dehidrasi sangat rentan dialami oleh balita, anak-anak, dan orang tua, maka dokter akan mengatasi dan mencegah hal-hal ini terjadi. Maka itu, selain obat, salah satu penanganan rotavirus adalah minum banyak air, ini tidak bisa digantikan dengan obat. Jika dehidrasi yang terjadi sudah parah, dibutuhkan asupan cairan secara langsung ke pembuluh darah vena melalui infus.
Baca Juga: