Ribuan Guru Honorer Menangis, Protes ke Gedung DPRD Kabupaten Malang

Pasang Iklan Disini

[ad_1]






Wikimedan Ribuan guru honorer menggeruduk gedung DPRD Kabupaten Malang, Kamis (20/9). Para guru yang datang dengan mengenakan seragam batik Korpri itu juga berdoa bersama dan menggelar istighotsah.





Mereka yang berstatus sebagai guru honorer itu sebagian besar telah mengabdi antara 12 hingga 14 tahun. Mereka mengajar di berbagai SD Negeri se-Kabupaten Malang.





Ketika berdoa, tak sedikit dari mereka yang menitikkan air mata. Mereka memanjatkan doa di depan pintu masuk gedung DPRD, sembari menunggu perwakilan mereka bertemu dengan anggota dewan di lantai dua.





Dengan duduk bersila di lantai, para guru honorer itu satu demi satu menyampaikan kekecewaannya. Isak tangis mengiringi berbagai rangkaian kisah perjuangan mereka.





Korlap aksi, Edi Susilo, menjelaskan, adanya pendaftaran CPNS 2018 dirasakan tidak berpihak kepada para guru honorer. Pasalnya, diberlakukan syarat batasan usia dan jumlah kuota jalur khusus.





Syarat ini dirasa sangat tidak sesuai dengan ekspektasi para guru honorer. Seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat Negara Reformasi Birokrasi (Permen PAN RB) Nomor 36 dan 37 Tahun 2018. “Kami minta, Permenpan-RB Nomor 36 dan 37 tentang pembatasan usia rekrutmen CPNS segera dicabut,” tegas dia.






Dia juga menambahkan, di Kabupaten Malang, terdapat sedikitnya 100 ribu guru honorer yang tidak memenuhi syarat usia. Mereka berusia diatas 35 tahun. “Sementara hanya 60 orang yang usianya di bawah 35 tahun,” imbuhnya.






Aksi demo berakhir setelah perwakilan anggota DPRD Kabupaten Malang, menemui massa dan bersedia diajak berdialog. Para guru honorer mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar bila tuntutan mereka tak dipenuhi.





 





(tik/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *