Ribuan Guru di Semarang Antusias Ikuti Coaching Clinic NBA
[ad_1]
Wikimedan – Tak kurang dari 1.350 guru olahraga dari sejumlah sekolah di eks Karesidenan Semarang memenuhi Gedung Olah Raga (GOR) Sumber Waras, Semarang, Rabu (17/10). Mereka antusias mengikuti pelatihan dari National Basketball Association (NBA).
Ribuan guru olah raga itu terlihat fokus mengamati, serta mengikuti instruksi para pelatih NBA. Mereka diberitahukan tentang mengolah bola, menembak, mengoper dan sebagainya. Dimana kemudian banyak dari mereka lantas mempraktikkannya sendiri di lapangan.
NBA Asia Associate Vice President of Marketing Partnerships, Jim Wong mengatakan, coaching clinic yang diberi nama Akademi Pelatih Jr. NBA ini, bertujuan memberikan edukasi soal teknik berlatih bermain bola basket dengan benar. Sehingga, kedepannya bisa diterapkan oleh para guru kepada murid-muridnya.

NBA Asia Associate Vice President of Marketing Partnerships, Jim Wong saat memotivasi para guru olahraga di GOR Sumber Waras, Semaeang, pada Akademi Pelatih Jr. NBA, Rabu (17/10). (Tunggul Kumoro/Wikimedan)
“Kami sangat bersemangat dan berkomitmen kuat untuk mengembangkan olahraga basket lokal di Indonesia. Peran pelatih dan guru-guru olahraga dalam mengasah para pemain basket generasi selanjutnya merupakan hal yang penting,” kata Jim Wong di Semarang, Rabu (17/10).
Dalam pelatihannya, Jim turut menyinggung soal fisik orang Indonesia yang memang tak begitu tinggi. Ia berujar, faktor tersebut tidak seharusnya menjadi penghambat, melainkan motivasi untuk menunjukkan kemampuan lebih. Dan bisa berlaga di kancah yang lebih tinggi, khususnya bagi generasi muda.
Jim lantas mencontohkan Tyrone Curtis “Muggsy” Bogues. Dia adalah seorang atlet bola basket yang pernah tercatat sebagai salah satu pemain terpendek, dengan tinggi hanya 160 cm. Namun, ia mampu bermain untuk Golden State Warriors dan Toronto Raptors di NBA. “Saya rasa semua bisa, karena pendek biasanya mempunyai kecepatan,” terangnya.
Melalui Akademi Pelatih Jr. NBA ini, Jim berharap, nantinya di samping mampu memberikan pengalaman guru olahraga, juga menginspirasi perkembangan bola basket dan atletnya. “Ribuan guru dan jutaan anak akan mendapatkan manfaat dari diselenggarakannya Akademi Pelatih Jr. NBA ini,” cetusnya.
Seharian penuh, ribuan guru tersebut mengikuti pelatihan singkat dari jajaran team coach jr. NBA. Agar stamina tidak loyo, team coach juga mengajarkan bagaimana membangun semangat bersama lewat tepuk dan teriakan.
“Guru olahraga itu berbeda dengan guru mata pelajaran, guru mata pelajaran itu mengembangkan pikiran, tapi guru olahraga harus memperhatikan pikiran jiwa dan badan,” kata Carlos, Team Coach jr. NBA.
Sementara, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Urip Sihabudin, mengapresiasi adanya coaching clinic ini. Dirinya optimis, bahwa tak hanya para guru, namun juga nantinya makin banyak anak-anak tertarik dengan olah raga ini.
Dikatakannya, program Coaching Clinic dari Jr. NBA tersebut berlangsung enam kali di Jateng dengan target melibatkan 12 ribu guru olahraga dari SD, SMP, SMA dan SMK seluruh Jawa Tengah. Diawali pada 27 September lalu di Tegal, program ini akan berakhir 23 Oktober di Kudus.
“Ini dalam rangka pembinaan olah raga basket usia dini. Banyak yang mengeluh karena fisik, dan itu sebenarnya tidak ada hubungannya. Nah dengan adanya Jr NBA ini kita ikuti bersama bagaimana teknik-teknik bisa kita pelajari, dan kita ajarkan ke anak-anak kita,” cetusnya.
(gul/JPC)
[ad_2]