Raih Akreditasi B Teknik Pertambangan ITM Butuh Pengetahuan Lingkungan Hidup

MEDAN Wikimedan | Selama ini praktek eksplorasi tambang sering dinyatakan merusak lingkungan hidup. Padahal pemerintah telah membuat regulasi (aturan) tentang pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan serta menjaga kelangsungan lingkungan hidup.
Hal itu dikatakan Ketua Jurusan Pertambangan Institut Teknologi Medan (ITM) Ir Oka Onwandana MT pada saat membuka Kuliah Umum Arah dan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan di kampus Jalan Gedung Arca Medan, Sabtu (13/4).
Kuliah umum menghadirkan narasumber Marsius Nainggolan (Balai Lingkungan Hidup Sumatera Utara), Dedi Kurniawan Nasution (ESDM Sumut) dan Mahmud Subagya (PT Agincourt Resources Batang Tor Kabupaten Madina).
Untuk itu mahasiswa pertambangan perlu membuka diri dan wawasan serta pemikiran bagaimana pengelolaan tambang emas martabe di PT Agincourt. Melalui kuliah umum ini pertemuan antara pengelola dan praktisi bertemu membahas masalah pengelolaan lingkungan hidup pertambangan seperti penegakan kerusakan akibat lingkungan hidup.
“Mahasiswa pertambangan sangat beruntung bisa mendapatkan ilmu di kuliah umum ini. Karena ilmu sebagai modal yang sangat dibutuhkan setelah tamat kuliah dan langsung diaplikasikan secara nyata di dunia kerja dan kehidupan sehari-sehari,” jelasnya.
Jurusan teknik pertambangan ITM bersyukur memperoleh akreditasi B, sehingga diharapkan menjadi pemicu semangat kepada mahasiswa untuk bertanggung jawab, kualitas kelulusan yang dibutuhkan semakin besar baik di fakultas maupun universitas.
Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP) ITM Rahmad Situmorang mengatakan, mahasiswa akan selalu memberi edukasi kepada masyarakat umum lewat seminar umum mengenai pentingnya pengolahan lingkungan hidup pertambangan dari perusahaan-perusahaan pertambangan di Sumatera Utara yang memang harus di ketahui oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak selalu salah paham akan bagaimana pengurusan lingkungan hidup di kawasan pertambangan, dan juga lewat seminar ini menambah wawasan dan ilmu lingkungan pertambangan kepada masyarakat.
Misalnya, kasus tambang di Aceh bagaimanakah pengelolaan lingkungan hidup yang terjadi disana. Karenanya, pemikiran mahasiswa pertambangan telah terbuka bagaimana mengelola lingkungan hidup yang baik dan benar.
Sedangkan Dedy Kurniawan menjelaskan, tim joint monitoring dan review ijin antara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Utara sudah dibentuk 2017.
Sebelumnya, tim juga telah melakukan review terhadap 2 IUP (izin usaha pertambangan) di Tapanuli Utara dan merekomendasikan pencabutan 2 IUP tersebut. Kedua IUP tersebut yaitu PT Panca Karya Prima dengan luas WIUP seluas 31.070 hektar.
Menurut Inspektur tambang Dedy Kurniawan, ada nilai positif yang di dapat dari kegiatan join monitoring ini, kegiatan ini dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat terutama stakeholder (pemangku kepentingan) dalam memahami Good Mining Practice (Kaidah penambangan yang baik).
“Yang meliputi Penetapan cadangan, Kajian kelayakan, Kontruksi, Penambangan, pengolahan dan pengangkutan, Penutupan tambang dan Pasca tambang/ pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam prakteknya, kegiatan tersebut harus peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, menerapkan prinsip konservasi dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat terutama bagi masyarakat sekita. “Dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.
Akreditasi B
Sementara Kabiro Humas M Vivahmi SH Msi dari 10 program studi (prodi) yang dikelompokkan dalam tiga fakultas di Institut Teknologi Medan (ITM) memiliki peran strategis dalam pembangunan di bidang pertambangan, perencanaan wilayah dan perkotaan dan teknologi informasi industri.
“Program studi/jurusan teknik pertambangan (S1) meraih akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Kemenristekdikti SK No 838/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2019 aktif sampai 9 April 2024,” ungkap Vivahmi.
Perkembangan teknologi juga membutuhkan tenaga-tenaga terampil dari semua jurusan di tiga fakultas di ITM. “Saat ini ITM berusaha mempersiapkan tenaga-tenaga handal yang sesuai kebutuhan industri berskala nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Dia menambahkan, ITM juga bangga atas prestasi lima besar antar Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai institusi teknologi terbaik 2018 di L2Dikti (dulu Kopertis-red).
Dukungan tenaga pengajar yang berjumlah 100 orang di antaranya terdapat 20 berjenjang doktor (S3) maka target ke depannya diharapkan tiap jurusan harus ada dosen S3 maupun guru besar (profesor) sesuai aturan Kemenristekdikti di 2025 mendatang.(er)