Berita Nasional

Premier League Makin Ramai dengan Pelatih Pemenang Liga Champions

Indodax


Wikimedan – Setelah Jose Mourinho dengan Tottenham Hotspur, kedatangan Carlo Ancelotti ke Everton membuat tujuh klub Premier League (big six minus Arsenal serta Everton dan Nuno Espirito Santo yang menukangi Wolverhampton Wanderers) memiliki pelatih juara Liga Champions.
Keputusan Ancelotti untuk melatih Everton per 21 Desember lalu masih mengundang pertanyaan banyak pihak. Pelatih 60 tahun itu adalah pelatih kelas A dan selalu menjadi pelatih di klub level A. Setidaknya klub yang ditanganinya adalah jagoan di level domestik. Mulai Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), Real Madrid, hingga Bayern Muenchen.
Everton jelas bukan klub yang masuk kategori tersebut. The Toffees lekat dengan predikat tim medioker, bahkan mulai menghilang dari kejuaraan antarkkub Eropa sepeninggal David Moyes. Ditambah Ancelotti memilih menukangi klub asal Merseyside tersebut di tengah musim.
Carletto –sapaan akrab Ancelotti– memang pernah menangani PSG juga di paro musim (30/12/2011). Tapi, Les Parisiens saat itu masih tetap tim terbaik di Prancis. Bahkan, kehadiran Ancelotti sejatinya tertunda karena miliarder Nasser Al Khelaifi baru mengakuisisi kepemilikan PSG bukan di awal musim 2011–2012, melainkan setelah tiga bulan kompetisi berjalan.
Bayaran Ancelotti di Finch Farm –markas latihan Everton– juga tidak sensasional. Malah, dengan gaji GBP 8 juta (Rp 147,79 miliar) per musim, Carletto hanya menerima separo dari gaji pelatih klub tetangga, Juergen Klopp (Liverpool), dengan GBP 15 juta (Rp 280,86 miliar) per musim.
”Yang paling menarik dari klub ini adalah tradisi panjang dan historinya. Everton merupakan salah satu (klub) terbesar di Inggris,’’ kata Ancelotti sebagaimana dikutip Liverpool Echo. ”Benar bahwa biasanya saya melatih tim top. Tapi, Everton menawarkan proyek yang menarik,” tambah pelatih yang dikontrak 4,5 tahun atau hingga Juni 2024 tersebut.
Proyek yang dimaksud adalah membangun The Toffees sebagai klub yang kompetitif bersaing di empat besar Premier League atau zona Liga Champions. Prestasi yang hanya pernah sekali ditorehkan Everton. Yakni, finis keempat pada 2004–2005. Di era Moyes dengan pilar seperti gelandang serang Tim Cahill, striker Duncan Ferguson (yang kini menjadi asisten Ancelotti setelah sebelumnya menjadi interim), serta gelandang Mikel Arteta. Nama terakhir kini menjadi pelatih baru Arsenal.
Bos Everton Farhad Moshiri meyakini pengalaman dan cerita sukses Ancelotti di Liga Champions bisa ditularkan kepada klubnya. ”Skuad kami jauh lebih baik dari sebelumnya musim ini dan berisi banyak pemain internasional. Mereka membutuhkan sentuhan pelatih berkelas internasional seperti Ancelotti,” tuturnya kepada Talk Sport.
Pebisnis Inggris keturunan Iran itu pun tidak sabar menantikan Derby Merseyside. Sebab, jika Liverpool adalah juara Liga Champions, Everton memiliki salah satu pelatih tersukses di Liga Champions. Dibandingkan koleganya di Premier League, Ancelotti paling sering mengangkat Si Kuping Lebar alias lima kali (3 sebagai pelatih dan 2 sebagai pemain). Mengungguli Mourinho dan Pep Guardiola (Manchester City) dengan masing-masing dua titel. Disusul Juergen Klopp (Liverpool), Frank Lampard (Chelsea), Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United), dan Espirito Santo yang berbagi satu gelar.
”Derby Merseyside berikutnya (putaran ketiga Piala FA pada 6 Januari 2020 di Anfield, Red) bakal beraroma Eropa,” tutur Moshiri yang mengakuisisi Everton pada Februari 2016. Bahkan, Ancelotti memiliki statistik kemenangan lebih banyak (3 kali) ketimbang Klopp (2 kali) dari total enam pertemuan. Pertemuan terakhir terjadi di fase grup Liga Champions musim ini dengan Ancelotti menang di kandang Napoli (2-0) lalu bermain seri (1-1) di Anfield.
Namun, sebagaimana analisis ESPN, rekam jejak Ancelotti di dua klub terakhir, yakni Bayern dan Napoli, berakhir di tengah jalan. Masalahnya, hal itu juga tak terlepas dari ekspektasi tinggi klub masing-masing. Khususnya dari petinggi klub. Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis (ADL), misalnya. ADL paling doyan mengintervensi para pelatih Partenopei.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *