Pistol Otomatis Jadi Petaka Peluru Nyasar ke Gedung DPR
[ad_1]
Wikimedan – Kasus peluru nyasar ke gedung DPR mulai terang benderang. Peluru-peluru kaliber 9 milimeter tersebut dimuntahkan dari moncong pistol Glock 17 yang dipasangi alat otomatis. Si penembak, yakni Imam Aziz Wijayanto, ternyata belum terbiasa menggunakan senjata otomatis yang sekali tembak bisa menghamburkan 16 peluru itu.
Hal tersebut terungkap dalam proses rekonstruksi di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, kemarin (19/10). Dua tersangka, yakni Imam Aziz Wijayanto (IAW) dan Reiki Meidi Yuwana (RMY), memperagakan adegan demi adegan saat insiden peluru nyasar. Dalam salah satu adegan, IAW tampak berbincang dengan Hadi Sugiardjo. Dia adalah petugas lapangan tembak yang menjadi pendamping latihan saat kejadian.
Hadi menjelaskan sebuah perangkat bernama switch auto kepada IAW. Alat tersebut bisa mengubah Glock 17 yang awalnya semiotomatis menjadi sepenuhnya otomatis. “Ini adalah adegan saat petugas menawarkan switch auto,” ujar seorang polisi yang memandu rekonstruksi.

Dua tersangka, Imam Aziz Wijayanto (IAW) dan Reiki Meidi (RMY) memperagakan penggunaan pistol otomatis pada saat rekonstruksi kasus peluru nyasar di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta, Jumat (19/10). (Issak Ramdhani/Wikimedan)
IAW dan RMY menggunakan lapangan nomor 6 dan 7 sebagai tempat latihan menembak. Lapangan nomor 6 tempat berlatih menembak statis, sedangkan nomor 7 untuk latihan menembak reaksi. Lokasi lapangan nomor 7 berhadapan langsung dengan gedung Nusantara I DPR.
Nah, di lapangan nomor 7, Hadi menawarkan alat bernama switch auto. Alat tersebut bisa dipasang di bagian belakang pistol Glock. Imam tertarik. Dia lalu menuju lapangan 6 untuk mengambil peluru dan kembali ke lapangan 7. Dia lantas mencoba menggunakan Glock yang sudah dimodifikasi itu.
Namun, Imam ternyata belum terbiasa menggunakan pistol otomatis. Dia kaget saat menarik pelatuk pistol. Dia tidak bisa mengontrol moncong senjatanya yang terus menghamburkan peluru. Imam dan Reiki tidak sadar beberapa peluru itu bersarang di sejumlah ruangan anggota dewan. Seusai latihan, mereka berdua mengaku langsung pulang seperti biasa.
Ketua Pengprov Perbakin DKI Jakarta Irjen Pol Setyo Wasisto menyebutkan, penggunaan senjata otomatis di lokasi latihan lapangan tembak dilarang. Dia menganggap yang dilakukan Hadi melanggar aturan yang sudah ditetapkan di lapangan tembak. “Dari organisasi kami, Perbakin, itu pelanggaran karena aturannya nggak boleh senjata otomatis digunakan untuk olahraga,” tegas Setyo yang juga menjabat Kadivhumas Mabes Polri.
Menurut Setyo, posisi Hadi masih saksi. Begitu pula pemilik senjata berinisial AG. Setyo membuka kemungkinan adanya pemeriksaan kembali apabila ditemukan fakta baru dalam proses rekonstruksi. “Nanti saya minta penyidik melakukan pendalaman,” ujarnya.
Proses rekonstruksi berlangsung pukul 09.30 hingga 11.00 WIB. Imam dan Reiki memperagakan 25 adegan sejak mereka datang secara terpisah di lapangan tembak hingga saat keduanya pulang. Saat kejadian pada Senin (15/10), Imam datang lebih awal, pukul 12.00, disusul Reiki setengah jam kemudian. Imam kemudian mendatangi gudang lapangan Perbakin untuk meminjam senjata. Dua senjata yang dipinjam adalah Glock 17 dan AKAI Custom.
Sebagaimana diberitakan, enam peluru menerjang gedung Nusantara I DPR Senin lalu. Kasus itu sempat menjadi bahan pergunjingan di kalangan dewan. Ada yang mengaitkannya dengan aksi teroris yang ingin mengancam dewan. Ada pula yang menghubung-hubungkan dengan pengesahan UU Antiterorisme.
(bay/idr/bry/c9/oni)
[ad_2]