Pimpin Pemerintahan 4 Tahun, Ini Capaian Sektor Ekonomi Jokowi-JK
[ad_1]
Wikimedan – Empat tahun sudah duet Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjalankan pemerintahan. banyak capaian-capaian yang diraih di bidang perekonoman dalam membangun tanah air
Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika mengatakan, Sektor Ekonomi Kreatif secara konsisten memberikan andil yang sangat penting terhadap perekonomian nasional. Tahun 2014, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp784,82 triliun pada perekonomian nasional. Capaian tersebut tumbuh signifikan menjadi Rp1.105 triliun pada tahun 2018.
“Kenaikan ini menunjukkan ekonomi kreatif lambat laun dapat menjadi sentra ekonomi baru bagi Indonesia,” ujarnya seperti diberitakan Minggu (21/10).
Menurutnya, kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap total ekspor nasional juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2016 saja, kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekspor nasional sekitar 13,8 persen. Angka tesebut tumbuh dari yang sebelumnya 10,2 persen pada tahun 2014.
Sedangkan penyerapan tenaga kerjanya juga tumbuh secara optimal. Angkanya naik dari sekitar 15,46 juta penduduk yang bekerja di sektor ini menjadi 17,43 juta penduduk pada tahun 2017.
Sementara di sektor pariwisata, penerimaan devisa dari pariwisata tumbuh 11 persen dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Pada 2015 devisa dari pariwisata mencapai USD175 miliar, naik menjadi USD202 miliar pada tahun 2017.
“Upaya pemerintah membangun sektor pariwisata juga membuahkan hasil karena daya saing pariwisata nasional meningkat signifikan menjadi peringkat 42 pada 2017 dari sebelumnya di peringkat 70 pada 2013,” imbuhnya.
Kemudian, juga terjadi perbaikan Produktivitas di bidang energi. Peningkatan produktivitas ditentukan tiga faktor kunci yaitu, kualitas sumber daya manusia, modal, dan level teknologi. Ketiganya harus didukung dengan infrastruktur dan kebijakan baik. Contohnya saja produktivitas di bidang energi. Dalam hal ini pemerintah berupaya untuk menyediakan energi secara luas kepada masyarakat.
“Untuk pertama kalinya, sekitar 56 persen anggaran kementerian ESDM dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur energi bagi rakyat,” tuturnya.
Selain itu, terdapat upaya Perbaikan Produktivitas melalui Pembangunan Infrastruktur. Jalan yang telah dibangun pemerintah telah mencapai 3.432 km, jalan tol 947 km, dan jembatan mencapai 39,798 km. Belum lagi pembangunan jalur Kereta API dan bandar udara. Untuk bandar udara, ada sekitar 12 bandara yang telah selesai serta pemeliharaan dan pengembangan untuk lebih dari 400 bandara
Disamping itu, ketersediaan infrastruktur telekomunikasi dalam menopang produktivitas. Pemerintah juga berupaya untuk memenuhi akses terhadap komunikasi dan teknologi melalui perluasan cakupan jaringan dan telekomunikasi.
Salah satu proyek untuk mendukung misi tersebut adalah Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional “Palapa Ring”, yakni proyek yang menghubungkan seluruh ibukota kabupaten/kota di Indonesia dengan jaringan broadband (internet berkecepatan tinggi).
Saat ini, dari total 514 Ibukota Kabupaten/Kota (IKK) di Indonesia terdapat 457 IKK yang telah dan akan terjangkau dengan jaringan broadband, sedangkan 57 sisanya adalah IKK terpencil. Inovasi Pembiayaan melalui Pola Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) juga dilakukan terlebih untuk pembangunan serat optik didaerah terpencil yang tidak layak secara bisnis.
Lebih jauh, Revitalisasi Pendidikan Vokasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi juga ditingkatkan lantaran sangat penting dalam menyelesaikan masalah pengangguran serta meningkatkan kualitas dan daya saing SDM. Berbagai upaya pemerintah dalam revitalisasi pendidikan mulai mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Dalam laporan Global Talent Competitiveness Index, peringkat pelatihan vokasi Indonesia naik 39 peringkat dari 97 pada tahun 2015 menjadi 58 pada tahun 2017.
Erani menambahkan, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam mendukung ketahanan energi nasional. Pada 2017, ada 70 kontrak yang ditandatangi untuk menghasilkan energi terbarukan sebesar 1.214 megawatt. Selain itu pemerintah juga menetapkan mandatori bahan bakar nabati khususnya minyak kelapa sawit untuk mengurangi impor minyak 20 persen.
Kemudian, dalam rangka memperluas akses permodalan bagi masyarakat, pemerintah bekerjasama dengan perbankan untuk meningkatkan penyaluran KUR sekaligus terus memerbaiki skema penyalurannya, contohnya penurunan suku bunga KUR menjadi 7 persen skema KUR khusus untuk perkebunan, peternakan dan perikanan rakyat, kelompok usaha menjadi penerima KUR, mekanisme pembayaran panen dan grace period.
“Upaya ini menghasilkan peningkatan jumlah penyaluran KUR yang semula Rp22,75 triliun pada 2015 menjadi Rp87,5 triliun per Agustus 2018, dan akan meningkat hingga akhir tahun 2018,” tandasnya.
(mys/JPC)
[ad_2]