Perjokian Tes CPNS, Wali Kota Makassar: Itu Kayak Mafia
Wikimedan – Perjokian tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terungkap di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kini kasusnya sudah ditangani polisi. Sejumlah tersangka pun telah ditangkap.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto sangat mengharapkan agar kepolisian mampu mengungkap seluruh praktik-praktik manipulatif yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN). Khususnya di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Hal itu menyusul penangkapan oknum ASN Pemkot Makassar. Sang oknum diduga terlibat dalam perkara penipuan dan pemalsuan berkas tes seleksi CPNS Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham).
“Saya mendukung upaya kepolisian. Saya berharap ini diungkap. Saya dengar bukan pelaku tunggal. Itu sebuah sistem yang selama ini berjalan. Jadi benalu di dalam Pemkot Makassar,” kata pejabat yang akrab disapa Danny itu saat memberikan keterangan di Makassar, Rabu (14/11).
Menurut Danny, penangkapan oknum pegawai Pemkot Makassar dalam kasus perjokian tes CPNS ibarat fenomena peleburan gunung es. “Ini ujungnya puncak gunung es. Banyak di bawahnya. Saya dengar-dengar itu kayak mafia. Saya dengar banyak yang terlibat. Makanya tinggal kepolisian ungkap,” tandasnya.
Danny menyerahkan sepenuhnya proses hukum atas PNS yang terjerat kasus kepada polisi. Sembari melakukan evaluasi terhadap seluruh jajarannya.
“Kami serahkan selanjutnya penanganan ke kepolisian. Kami mendukung itu. Kalau polisi butuh data, kami sama-sama cari data. Tidak apa-apa, harus memang seperti itu, supaya pemkot bersih,” tegas Danny.
Seperti diketahui, Andi Slamet alias Memet, 30, terlibat kasus perjokian tes seleksi CPNS Kemenkumham. Pegawai yang bertugas di kantor koperasi Pemkot Makassar itu ditangkap bersama dengan rekannya. Yakni, Rusnan, 33.
Dalam sindikat perjokian tes CPNS, keduanya berperan sebagai pemalsu berkas dokumen seperti KTP hingga profil pribadi peserta. Penangkapan merupakan pengembangan dari enam pelaku yang dibekuk pada pertengahan Oktober lalu. Adalah Musriadi, dokter Wahyudi, Martin Tumpak, Ahmad Lutfi, Hamdi Widi dan Adi Putra.
Sejauh ini, Polda Sulsel dan jajaran masih melakukan perburuan terhadap tujuh pelaku lainnya. Masing-masing adalah RH, AJ, SH IR, ER, NR dan MM.
(rul/JPC)
Kategori : Berita Nasional