Berita Nasional

Pengusaha Desak Percepat & Borong Impor Pangan

Indodax


Wikimedan.com – Pengusaha Desak Percepat & Borong Impor Pangan. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan Juan Permata Adoe mengatakan, harga komoditas masih akan melanjutkan tren penguatan. Apalagi dengan tekanan dari dampak perang Rusia-Ukraina.

Semua negara, kata dia, pasti mempersiapkan stok pangan dan pakannya untuk mengantisipasi masalah rantai pasok yang semakin tidak menentu.

“Saatnya sekarang pemerintah segera membuka impor dan mempercepat proses dan perizinan impor pangan untuk mengantisipasi keterbatasan pasokan. Serta, potensi naiknya harga. Ini bukan hal haram karena memang seperti ini kondisinya di dunia. Serahkan impornya ke BUMN karena kalau swasta nggak akan berani duluan,” kata Juan kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/3/2022).

Analis Robobank Stephen Nicholson menyebutkan, perang Rusia-Ukraina menambah volatilitas di pasar serealia (biji-bijian) yang selama ini memang tidak bisa ditebak. Perang terjadi ketika harga sedang reli dan menambah bahan bakar ke api menyala.Tapi, kata dia, izin impor yang diberikan jangan dalam porsi kecil, melainkan sekaligus dalam jumlah besar. Sehingga bisa mendapat penawaran harga lebih murah. BUMN atau importir disarankan membentuk konsorsium untuk impor.

“Jika dilihat lagi ke negara eksportir lain di dunia, tidak ada cukup stok di sana untuk menutupi kekosongan . Ini yang menjadi perhatian sebenarnya dan penyebab pasar gandum bereaksi begitu cepat,” kata Nicholson seperti dilansir world-grain, Rabu (2/3/2022).

Dia menambahkan, Rusia dan Ukraina sebenarnya telah mengekspor banyak gandum, jagung, dan barley, sehingga artinya negara eksportir lainnya juga tidak akan menebus kebutuhan sepanjang tahun.

“Ini hanya menambah volatilitas harga yang sudah terjadi. Pembeli akan mulai memikirkan ke mana mereka berbisnis,” ujarnya.

Masih mengutip world-grain, perang Rusia-Ukraina mendorong investor mulai mencari sumber pasokan selain dari negara yang tengah berkonflik tersebut. Padahal, Rusia-Ukraina mengekspor hampir 30% kebutuhan gandum global.

Salah satunya adalah Mesir yang dikabarkan tengah mencari sumber pasokan gandum selain dari Rusia dan Ukraina

India dan Australia diprediksi akan disibukkan naiknya permintaan akibat perang Rusia-Ukraina.

Di sisi lain, China bahkan membebaskan impor gandum dari seluruh wilayah Rusia meski tengah terjadi perang. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan China di tengah lonjakan kebutuhan serealia untuk pakan dan minyak nabati.

“Pemerintah harus mulai berani melakukan investasi pangan primer melalui swasta atau BUMN serta kolaborasi untuk jangka panjang. Dan, jangka pendek, harus melakukan pembiayaan khusus pangan yang memang harus impor dan mengantisipasi pengendalian logistik dalam negeri,” kata Juan.

Holding BUMN pangan, Food ID, kata dia, bisa ditunjuk untuk melakukan importasi komoditas bahan baku pangan dan pakan. Seperti, gandum, kedelai, dan daging.

“Food ID impor lalu kerja sama dengan perusahaan pengguna di sini. Jadi, tidak perlu harus punya gudang dulu. Food ID itu jadi penyalur, yang memasukkan, langsung jual ke perusahaan swasta di sini, komersial. Cuma, memang harus antisipasi lonjakan biaya logistik. Tapi kan sekarang BUMN lagi jadi anak emas, dana-dana PMN itu saja yang digunakan. Jadi, bukan buffer stock,” kata Juan.Dengan begitu, lanjut dia, pemerintah juga akan bisa menyelesaikan persoalan yang selama ini jadi momok utama peternakan dan daging di Indonesia.

“Telur dan ayam ini selalu ribut nggak berhenti, masalahnya cuma karena pakan. Semua isu livestock ini kan pakan, harga pakan kemahalan. Jadi, saatnya pemerintah memikirkan untuk berinvestasi lewat BUMN. Nggak usah mikirin harus ada kandang atau gudang. Kerja sama saja dengan perusahaan swasta di sini. BUMN beli, langsung jual salurkan di dalam negeri,” kata Juan.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220304064941-4-319883/ada-perang-pengusaha-desak-percepat-borong-impor-pangan

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *