Berita Nasional

Pengungsi di Kampung Lere, Palu Masih Keluhkan Minimnya Bantuan

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Korban gempa dan tsunami Palu, yang selamat pelan-pelan berusaha mengikis rasa trauma. Memang berat. Sebagian dari mereka bahkan ada yang lupa dengan nama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu.





Remila, 43, salah satunya. Perempuan yang mengungsi di Kampung Lere, Palu Barat. “Saya lupa sudah, siapa namanya. Kami di sini mau di lihat saja,” kata ibu dua anak itu, Sabtu (6/10).





Remila merupakan warga kawasan Jembatan Gantung Talise. Memasuki hari kesembilan pasca bencana, dia terus berharap datangnya bantuan pemerintah. “Sampai sekarang belum ada itu bantuan (pemerintah) yang datang. Ada (bantuan) yang masuk tapi dari relawan-relawan,” ucapnya. 


Pengungsi di Kampung Lere, Palu Masih Keluhkan Minimnya Bantuan

Infografis kebutuhan dasar untuk pelayanan pengungsi. (Kokoh Praba Wardani/ JawaPos,com)





Pendapat serupa diungkapkan Rosdiana, 48, pengungsi yang juga bertahan di tenda pegungsian Kampung Lere. Sejak hari kedua setelah gempa, dia bertahan hidup di sana. Hingga sekarang bantuan yang datang masih minim. “Sudah berapa hari kami di sini, tapi bantuan logistik-logistik itu sama sekali belum ada yang masuk,” katanya.





Ditanya siapa nama dua pemimpin Kota Palu, ibu empat anak ini juga mengaku lupa. “Wali Kota siapa lagi namanya. Kalau Wakil Wali Kota Pasha Ungu. Kalau nama lengkapnya saya sudah lupa,” ucap Rosdiana. 





Sama seperti warganya, dua pejabat utama di Palu itu juga menjadi korban. Mereka juga hidup di tenda pengungsian. Sigit Purnomo alias Pasha bahkan ikut tidur dengan alas seadanya di tenda pengungsian. Sulit bagi kedua pemimpin itu untuk menjangkau seluruh pengungsi.






 






(rul/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *