Berita Nasional

Pemenangan Pilpres Ditentukan oleh Perolehan Suara di Jateng dan Jatim

Indodax


Wikimedan – Elit politik Partai Demokrat, Andi Arief menyebut kemenengan di Pilpres 2019 nanti ditentukan dari perolehan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara di daerah Sumatera dan Indonesia bagian timur kondisi saat ini saling menutup suara antara kedua pasangan calon.

“Di Sumatera dan Indonesia timur saling tutup suara, kami anggap zero-zero. Jadi siapa yang memenangkan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini yang akan memenangkan pemilu kita,” katanya, ditemui di Angkringan Jaman Edan, Jalan Margo Utomo, Kota Jogjakarta, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Senin (10/12) malam.

Taktik dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Pasangan Prabowo-Sandi yang berencana memindahkan posko pemenangan dari Jakarta ke Jawa Tengah itu, menurutnya merupakan langkah yang cukup objektif. “Dalam tanda petik peperangan suara, sebagai taktik cukup tepat,” katanya.

Rencana pemindahan posko itu ke Solo, Jawa Tengah menurutnya karena wilayah-wilayah seperti Solo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, dan Sragen merupakan basis kuat untuk memenangkan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Tim pemenangan dari pasangan Prabowo-Sandi pun memilih untuk masuk ke sana. “Bukan masuk ke tengah, Demak, Pati, Semarang, dan sebagainya,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, menurut survei internal partainya juga di daerah Jawa Tengah seperti Brebes, Kebumen dan Banyumas, suara Jokowi semakin menipis. “Boyolali, Solo, Klaten, Karanganyar, Sragen sampai Magetan, Pacitan masih daerah pertempuran. Kita lihat saja nanti apakah berhasil atau tidak tapi sebagai taktik harus dilakukan,” katanya.

Paling tidak, menurutnya pertarungan di Jawa Tengah bisa dimenangkan. Atau paling tidak pasangan Prabowo-Sandi mampu mengimbanginya. “(Survei internal) Pak Jokowi sekarang masih 60 persenan di Jawa Tengah. Di Jawa Timur di atas 55 persen. Di Jawa Barat Pak Prabowo sudah di atas 55 persen,” katanya.

Secara nasional, survei internal Demokrat masih seperti survei yang lainnya. Jokowi masih unggul di atas 55 persen, sementara Prabowo-Sandi stagnan kisaran 32 persen. “Tapi masih belum bisa dikatakan siapa yang menang,” katanya.

Pemilih saat ini terus dinamis. Diakuinya memang kalau pemilu dilaksanakan saat ini pasangan Jokowi-Ma’ruf yang menang. “Tapi trend Pak Jokowi makin menurun, Pak Prabowo stagnan. Kita nggak tahu skenario rakyat Indonesia. Apakah akan meniru karakter pemilu Malaysia dimana petahana terus unggul dan di hari terakhir rakyat memutuskan tidak,” katanya.

Dirinya juga mengungkapkan alasannya kenapa suara Jokowi semakin menurun. Diantaranya karena isu-isu kenaikan harga bahan pokok, dan guru honorer. “Kita baru bisa melihat (siapa pemenang Pilpres) pada akhir Maret nanti,” ucapnya.

(dho/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *