Peduli Desa, Pemuda Okura Buat Taman Bunga untuk Destinasi Wisata
Wikimedan– Berbagai jenis warna bunga tampak menghiasi lahan yang luasnya mencapai dua hektare. Mulai dari warna kuning bunga matahari, warna merah bunga jengger ayam, hingga warna ungu bunga kancing baju. Lahan yang berada tepat di pinggir Sungai Siak ini bukan main indahnya.
Lahan yang dipenuhi tanaman hias ini dinamakan dengan Taman Bunga Impian Okura. Alasan disebut impian karena para pemuda yang menggagas taman tersebut sangat mengidamkan tempat wisata yang alami nan asri, sekaligus ramai dikunjungi. Sedangkan Okura, merupakan nama desa dimana taman bunga itu berada. Ya, desa itu memang sudah berjuluk desa wisata di kota bertuah.
“Kan desa kami namanya desa wisata. Tapi kok gak ada orang yang datang ke sini. Apalagi di Pekanbaru ini jarang sekali ada wisata alam. Kalau mau liburan, orang Pekanbaru kebanyakan pergi ke Sumbar, makanya kami berinisiatif buat taman ini,” kata Muslim pemuda sekitar yang menggagas taman bunga tersebut, Minggu (28/10).
Ilim sapaan akrab Muslim menceritakan, taman yang kini menjadi salah satu destinasi wisata di akhir pekan, digagas bersama dengan 25 orang pemuda lainnya pada April tahun lalu. Tak butuh modal besar untuk mengubah lahan ini menjadi warna-warni. Hanya kerja sama dan tekad yang kuat saja.
“Kami bersihkan lahannya sama-sama. Bibit bunganya diminta sama warga disini, kan tiap warga disini depan rumahnya nanam bunga jadi hanya kami minta terus dikumpulkan. Baru kami tanam,” ungkapnya.
Bunga itu dirawat tiap harinya. Mulai dari penyiraman mereka dapat mengambil air dari sungai Siak. Sedangkan pupuk untuk saat ini masih dibeli atau terkadang dapat menyuburkan tanaman hias itu dengan kotoran ternak yang dipelihara warga sekitar.
Bunga-bunga ini, ditanam dengan berbagai pola agar dapat indah ketika dijadikan objek foto. Seperti pola love, kupu-kupu, dan bentuk lainnya. Tujuannya agar pengunjung yang hobi berswafoto dapat mengabadikan momennya dengan indah.
Jika ingin ke taman bunga ini, pengunjung dapat menempuh jarak sekitar 30 menit saja dari pusat kota. Tentunya harus melewati jembatan Siak yang membelah Sungai Siak. Kemudian akses masuknya dari Danau Buatan, Jalan Pramuka, lalu ke Jalan Danau Buatan.
Dari sana, pengunjung diarahkan belok ke kanan, terus hingga bertemu simpang tiga belok ke kiri ke Jalan Raya Panjang Okura. Nantinya, pengunjung dapat melihat adanya plang petunjuk arah yang menyebut taman bunga. Nah lokasinya berada di sebelah kanan.
Pada akhir pekan seperti hari Sabtu dan Minggu, taman bunga yang buka mulai pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB tersebut bisa menggaet pengunjung mencapai 2.500 orang. Tarifnya cukup murah yaitu untuk sepeda motor hanya dikenakan Rp 2.500 sedangkan mobil Rp 5.000.
“Uang yang kami dapat untuk perawatan bunga tentunya. Selain itu kami buat fasilitas seperti rumah pohon, ayunan, musala, toilet dan lainnya untuk dijadikan objek foto. Rencana juga mau nambah luas lahan,” kata Ilim.
Khusus di hari Jumat, para pemuda di sana akan menggunakan baju cekak musang dengan kain songket. Tentunya dikenakannya pakaian adat Melayu ini ada tujuan tersendiri. “Kami ingin melestarikan budaya Melayu. Lagipula setiap hari Jumat di Riau memang menggunakan pakaian ini,” sebutnya.
Kebanyakan pengunjung yang datang memang warga Kota Pekanbaru dan Siak. Bahkan, para pemuda setempat tak jarang mengundang selebgram di Pekanbaru untuk berkunjung ke taman wisatanya.
“Kami awalnya memviralkan taman bunga ya dari media sosial Instagram. Kami juga ajak teman-teman kesini. Kalau ada yang hobi berfoto ya kami fotokan, gratis gak pungut biaya,” bebernya.
Selain pesona taman bunga, pengunjung juga akan disuguhkan dengan keindahan sungai Siak. Pengunjung dapat menikmati angin sepoi-sepoi, kapal yang melintas, nelayan yang mencari ikan serta matahari tenggelam.
Semenjak adanya taman bunga ini, diakui Ilim dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. Bagaimana tidak, dengan membludaknya pengunjung, warga sekitar memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan makanan dan minuman ringan. Ada juga yang membuka sewa topi pantai perempuan.
Salah seorang pengunjung bernama Masri, 28, mengaku bangga dengan kreatifitas pemuda Desa Okura. Sebab, tak banyak pemuda di zaman sekarang yang mau melakukan apa yang telah dilakukan oleh mereka. “Salut dengan pemuda disini. Mereka mau melestarikan desa mereka sendiri,” ujarnya.
Ia pun berharap semoga taman bunga ini dapat diperluas lagi dan menjadi objek wisata alam yang tak akan ditinggalkan seiring perkembangan zaman. “Ya harapannya bisa lebih dikuasakan lagi dan jenis bunganya diperbanyak lagi,” ucapnya.
(ica/WMC)
Kategori : Berita Nasional