Pasien Penyakit Jantung yang Sudah Menikah Bisa Lebih Panjang Umur
[ad_1]
Menikah tak hanya berdampak positif pada kesehatan mental tetapi juga kesehatan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa pasien penyakit jantung yang telah menikah memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih baik alias punya peluang lebih besar jadi panjang umur dibandingkan dengan yang belum menikah. Berikut ulasan mengenai hubungan antara manfaat menikah dan pasien jantung.
Menikah bisa membantu pasien penyakit jantung panjang umur
Keberhasilan pengobatan penyakit jantung tentu saja ditentukan oleh jenis perawatan dan gaya hidup yang Anda terapkan setelahnya. Namun, kabar baik lainnya yaitu pasien jantung yang telah menikah memiliki kemampuan untuk bertahan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan yang belum menikah.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Aston Medical School di Birmingham, Inggris, ini mempelajari pengaruh status perkawinan terhadap kelangsungan hidup pasien dengan masalah jantung. Dari 929.552 pasien, peneliti membaginya menjadi lajang, menikah, bercerai, atau janda. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2000 hingga 2013 untuk kemudian dilihat efeknya secara jangka panjang.
Hasilnya, pasien serangan jantung yang telah menikah memiliki peluang 14 persen lebih tinggi untuk dapat bertahan hidup dibandingkan dengan mereka yang lajang. Selain itu, pasien yang sudah menikah dan memiliki kolesterol tinggi juga memiliki peluang 16 persen lebih tinggi untuk bertahan hidup lebih lama.
Bahkan, pada pasien diabetes dan hipertensi yang telah menikah juga hal ini sangat berpengaruh. Penelitian menunjukkan bahwa mereka juga memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang hidup melajang.
Bahkan, manfaat menikah juga diteliti dapat mencegah serangan jantung hingga 80 persen pada orang yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah.
Apa sebabnya, ya?
Dr.Paul Carter, penulis utama penelitian ini menjelaskan bahwa menikah berarti punya pasangan serumah yang siap sedia memberikan dukungan; baik secara emosional maupun fisik. Selain itu, suami atau istri juga dianggap mampu memberikan dorongan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Salah satunya dengan mematuhi rencana perawatan yang diberikan. Dengan begitu, pasien yang memiliki penyakit jantung memiliki harapan untuk dapat bertahan hidup lebih lama berkat pasangannya.
Berbeda dengan orang yang telah menikah kemudian bercerai. Golongan pasien yang masuk kategori ini memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Padahal, stres menjadi salah satu faktor risiko yang bisa memperburuk kondisi tubuh Anda terlebih jika sudah memiliki penyakit jantung dan berbagai penyakit lainnya yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa memiliki orang terdekat sebagai pendukung sangat membantu memulihkan kondisi tubuh hingga akhirnya meningkatkan kualitas dan angka harapan hidupnya jadi lebih panjang umur.
Baca Juga:
[ad_2]