Neraca Jeblok, Mendag Akui Ekspor Turun Lebih Dalam Dibandingkan Impor
Wikimedan – Belum lama ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan per November 2018. Hasilnya, neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar USD 2,05 miliar atau Rp 29 triliun (kurs Rp 14.580) atau naik dari bulan sebelumnya yakni USD 1,77 miliar. Defisit terjadi di sektor migas maupun non migas.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan defisit neraca perdagangan migas dipicu oleh tingginya permintaan impor hasil minyak serta minyak mentah, meskipun harga minyak dunia mengalami penurunan.
Harga rata-rata minyak dunia November sebesar USD 62,3 perbarel atau turun 18,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara defisit perdagangan nonmigas mengalami kenaikan akibat kinerja ekspor yang mengalami penurunan lebih dalam dari penurunan impor.
“Secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari-November 2018 mengalami defisit sebesar USD 7,5 milliar yang terdiri dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD 4,64 milliar dan defisit neraca perdagangan migas sebesar USD 12,15 milliar,” jelasnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jum’at (21/12).
Mendag menyampaikan, ekspor November 2018 turun 6,7 persen atau sebesar USD 14,83 milliar dibanding Oktober 2018 (MoM). Penurunan ini terdiri dari ekspor nonmigas sebesar USD 13,46 milliar atau turun 6,3 persen dan migas sebesar USD 1,37 milliar atau turun 10,8 persen.
Penurunan ekspor nonmigas November 2018 diakibatkan oleh penurunan ekspor ke negara tujuan utama serta penurunan harga komoditas di pasar internasional. Dari bulan sebelumnya, ekspor nonmigas ke China turun 7,1 persen; AS turun 5,0 persen; India turun 14,7 persen; Malaysia turun 6,4 persen; dan Singapura turun 16,7 persen. Sementara harga CPO turun 8,6 persen; karet turun 6,3 persen; nikel turun 8,7 persen; alumunium turun 4,5 persen; timah turun 0,3 persen; dan bijih besi turun 0,2 persen.
Sementera itu, kinerja impor bulan November 2018 juga turun 4,5 persen menjadi sebesar USD 16,88 milliar dibanding bulan sebelumnya (MoM). Penurunan ini terdiri dari impor nonmigas USD 14,04 milliar atau turun 4,8 persen dan impor migas USD 2,84 milliar atau turun 2,8 persen.
Penurunan impor tersebut terjadi pada semua golongan barang. Dibanding bulan sebelumnya, impor bahan baku/penolong turun 4,1 persen, barang modal turun 5,9 persen, dan barang konsumsi turun 4,7 persen.
Menurut Mendag, bahan baku/penolong yang berperan signifikan terhadap penurunan impor antara lain bahan makan dan minuman utama untuk industri. Sementara barang modal yang mengalami penurunan adalah semua barang modal kecuali alat angkutan, mobil penumpang, dan alat angkutan untuk industri.
Sedangkan untuk barang konsumsi yang mengalami penurunan adalah alat angkutan bukan untuk industri, mobil penumpang, serta makanan dan minuman olahan untuk rumah tangga.
(uji/JPC)
Kategori : Berita Nasional