Berita Nasional

Motivasi Alumni untuk Timnas Demi Keluar dari 'Kutukan' Runner Up

Indodax


Wikimedan – Gendut Doni Christiawan ingat betul ketajaman tim nasional Indonesia di Piala Tiger (nama lama Piala AFF) 2000. Fase grup dilalui dengan mencetak sembilan gol, sama dengan tuan rumah Thailand. Di semifinal giliran Vietnam yang dibekuk 3-2.

“Tapi, ketika masuk final, tidak tahu, selalu berat sekali, tidak seperti pertandingan lain,” ucap Gendut yang ketika itu menjadi bagian dari tim tersebut.

Jadilah Indonesia menyerah 1-4 di tangan Thailand. Juga, kegagalan itu berulang dua tahun kemudian. Juga, dua tahunnya lagi. Begitu pula di dua kesempatan final sesudahnya, edisi 2010 dan 2016.

Motivasi Alumni untuk Timnas Demi Keluar dari 'Kutukan' Runner Up
Bima Sakti, Kurnia Sandi dan Kurniawan Dwi Yulianto ketika memimpin sesi latihan timnas Indonesia di Stadion Bishan Singapore, Rabu (7/11). (Chandra Satwika/Jawa Pos.)

Total, lima kali Indonesia menembus final ajang regional itu. Sama banyaknya dengan Thailand. Bedanya, Thailand selalu menjadi juara, Indonesia selalu kandas. Mulai era Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Julianto sampai generasi Hansamu Yama Pranata dan Evan Dimas. Seperti “kutukan” yang tak putus-putus.

Bagaimana edisi tahun ini? Sudah pasti juga tak mudah. Di laga perdana malam ini Indonesia akan memulai perjuangan dengan melawan tuan rumah Singapura, sang juara empat kali. Di grup B juga ada Thailand yang tiga kali mengempaskan Indonesia di final. Juga tim yang tengah naik daun karena berhasil lolos ke putaran final Piala Asia untuk kali pertama, Filipina.

Itu pun belum menghitung berbagai problem yang menghadang Indonesia selama persiapan. Pelatih Luis Milla yang membentuk skuad 2018 tak balik lagi. Bima Sakti, sang pengganti, tergolong minim pengalaman. Belum lagi tak terpanggilnya beberapa pemain yang tampil apik di Liga 1.

Namun, di mata Gendut Doni, problem terbesar Indonesia bukan teknik. Melainkan mental. “Itu yang harus diperbaiki,” kata mantan penyerang Persebaya Surabaya itu.

Gendut Doni memberikan contoh penggunaan ponsel pintar. Untuk berkomunikasi dengan keluarga, oke. Namun, di luar keperluan itu, seharusnya penggunaan ponsel pintar dibatasi. “Yang paling saya takutkan itu media sosial. Mental pemain bisa terpengaruh di situ,” tuturnya.

Bima senada dengan mantan rekannya di timnas itu. Namun, di sisi lain, salah satu yang memotivasi seluruh anggota tim adalah keraguan atas kemampuan skuad Garuda di Piala AFF 2018 kali ini.

“Justru lebih punya tanggung jawab, jersey dengan logo garuda di dada. Mereka siap habis-habisan untuk membuktikannya,” bebernya.

Fachruddin, misalnya. Termasuk tahun ini, sudah empat kali bek Madura United itu membela timnas di Piala AFF. “Mungkin bisa jadi ini tahun terakhir saya. Saya ingin buktikan, mudah-mudahan bisa jadi juara,” katanya. 

(*/c11/ttg)


Kategori : Berita Nasional
Sumber : https://www.jawapos.com/sepak-bola/09/11/2018/motivasi-alumni-untuk-timnas-demi-keluar-dari-kutukan-runner-up

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *