Minyak Rusia Diembargo Uni Eropa, Ini Dampaknya ke Indonesia
Wikimedan.com – Minyak Rusia Diembargo Uni Eropa, Ini Dampaknya ke Indonesia. Uni Eropa (UE) dilaporkan telah mencapai poin kesepakatan terkait larangan impor minyak Rusia ke wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai respons kawasan itu dalam hal serangan Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah dokumen yang ditinjau Reuters, para pemimpin UE menyepakati paket sanksi embargo impor minyak Rusia sebagai hukuman bagi Moskow yang menyerang Ukraina. Namun, pengecualian berlaku untuk pengiriman minyak mentah melalui pipa.
Pembicaraan tentang embargo minyak oleh UE telah berlangsung selama sebulan tanpa kemajuan, dengan para pemimpin sangat ingin mencapai kesepakatan untuk pertemuan puncak mereka agar tanggapan mereka terkait Rusia tidak terlihat terpecah.
Untuk memecahkan kebuntuan, UE sendiri hanya akan melarang pengiriman dengan kapal tanker sehingga Hungaria, Slovakia, dan Ceko masih bisa terus menerima minyak Rusia mereka melalui pipa Druzhba Rusia untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diperoleh.
Adapun bagi Indonesia, embargo ini juga akan memiliki beberapa dampak. Menurut Energy Watch dampaknya yang akan terasa ke Indonesia, seperti:
1. Current Account Deficit (CAD) atau defisit neraca transaksi berjalan Indonesia akan meningkat lantaran impor minyak baik crude (mentah) maupun produk olahan akan tinggi seiring kenaikan harga minyak dunia.
2. Menekan beban keuangan negara akibat naiknya beban subsidi energi seperti listrik, BBM, dan LPG. Selain beban subsidi, kenaikan beban kompensasi yang harus dibayarkan kepada BUMN akan meningkat secara signifikan.
3. Ketiga, kenaikan ini akan menjadi beban bagi BUMN seperti Pertamina karena harus menalangi terlebih dahulu pembiayaan untuk penyediaan BBM penugasan dan subsidi.
4. Pertamina akan semakin sulit untuk tidak menyesuaikan harga BBM umum di tengah kenaikan harga minyak acuan. Jika tidak menaikkan harga mereka akan terus merugi, sedangkan jika naik akan ada gejolak di masyarakat.
Energy Watch juga memprediksi gejolak pasar minyak internasional semakin parah lantaran China sudah membuka lockdown atau pembatasan aktivitas di Shanghai, sehingga permintaan minyak dunia akan semakin tinggi.