Minyak Mentah Naik Kembali Memanfaatkan Dolar AS yang Berada Di Lembah 2018 Lalu
Harga minyak mentah berjangka di WTI AS mengalami kenaikan setelah posisi Dolar AS masih mengalami kerugian. Saat ini posisi indeks Dolar AS masih berada di titik yang paling rendah sejak 22 bulan yang lalu. Banyak faktor yang menyebabkan Dolar AS melemah sangat dalam sekali.
Dengan pelemahan yang dicatatkan oleh Dolar AS, maka minyak mentah naik menuju ke level harga 41,21 atau mewakili kenaikan sebesar 0,34% sepanjang hari Jumat ini (24/7). Level itu sudah mengalami beberapa pemangkasan dibandingkan puncak sebelumnya yang berada di 41,35.
Saat ini pergerakan indeks Dolar AS sebagai pengukur kekuatan greenback terhadap beberapa mata uang utama global mengalami penurunan ke level 94,57 saat sesi awal Asia. Itu adalah titik paling rendah yang pernah dicatatkan oleh indeks sejak bulan September 2018 lalu. Sehingga para pembeli energi memanfaatkan momentum untuk memborong dan membawa minyak mentah naik.
Tapi banyak pihak yang memprediksi minyak mentah berjangka WTI AS kesulitan untuk bisa kembali mengunjungi puncak hari Kamis di 42,36. Karena masalah antara AS dan China yang memburuk sangat membebani risiko global. Hubungan kedua negara meningkat setelah AS memberikan perintah agar China menutup konsulatnya yang berada di Houston hari Rabu kemarin. Tentunya China juga akan melangkah dengan aksi-aksi balasan dan sangat ditunggu investor global.
Memang saat ini Dolar AS sedang mengalami pelemahan yang sangat signifikan. Apalagi data ekonomi AS mengenai klaim pengangguran tadi malam dilaporkan dengan hasil yang mengecewakan. Namun sebenarnya kondisi ini pada akhirnya juga bisa menyebabkan minyak mentah melemah kembali. Sehingga minyak mentah naik saat ini bisa langsung dibalikkan oleh sentimen. Karena ekonomi AS yang suram memunculkan kekhawatiran masa depan ekonomi global.