Menlu KSA: Jika Indonesia Menderita, Saudi Juga Menderita
Wikimedan – Kerajaan Arab Saudi ingin menjadikan pameran budaya terbesar Al Janadriyah yang dibuka Rabu (19/12), sebagai momen untuk semakin menguatkan hubungannya dengan Indonesia. Selain memilih delegasi Indonesia sebagai tamu kehormatan (guest of honor), kerajaan Saudi juga menempatkan Indonesia sebagai negara mitra terpenting dalam kebijakan luar negerinya.
Penegasan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di hadapan delegasi Indonesia untuk Festival Janadriyah kemarin. Menurut Al-Jubeir, sebagai negara muslim, Saudi ingin pengembangan perdagangan dan investasi ke depan tidak hanya untuk mencapai kemakmuran untuk negerinya saja, namun juga untuk seluruh dunia Islam.
“Kami tidak akan mencari ke dunia lain, kami akan berdagang dan berinvestasi dengan negara-negara muslim, khususnya Indonesia,” ujarnya di kantor kementerian luar negeri di Riyadh kemarin.
Arah kebijakan luar negeri itu akan diikuti dengan langkah kongkret dalam bentuk pengembangan sistem perbankan Islam, investasi di industri kimia dan infrastruktur, serta terlibat dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. “Kami sangat berkepentingan dengan Indonesia yang makmur. Jika Indonesia menderita, Saudi juga menderita,” tegas mantan dubes Saudi di Amerika Serikat selama delapan tahun hingga 2015, lalu diangkat sebagai menlu itu.
Menurut Al-Jubeir, dari waktu ke waktu, Saudi dan Indonesia menemukan semakin banyak kesamaan dalam melihat permasalahan global di sektor sosial, ekonomi, dan budaya. “Kedua negara sudah saling mengenal ratusan tahun sehingga tercapai saling pengertian di berbagai isu,” ujar diplomat yang meraih gekar sarjana dengan predikat summa cum laude dari jurusan political science and economics Universitas North Texas itu.
Bahkan dalam beberapa hal, Al- Jubeir menegaskan, Saudi siap bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan Indonesia terkait toleransi dan penumpasan teroris. “Indonesia adalah simbol toleransi dan termasuk negara yang sukses menghadapi aksi teroris dan ekstrimis, kami bisa belajar banyak dari sukses tersebut,” tambahnya.
Terkait aksi bersama memerangi terorisme, Menlu Saudi Adel al-Jubeir kembali menunjukkan harapannya agar Indonesia bisa berperan dalam aliansi negara-negara Islam kontra terorisme (Islamic Military Counter Terrorism Coalition/ IMCTC). Posisi Indonesia yang terikat konstitusi untuk bersikap non-blok dalam kebijakan luar negerinya, Al Jubeir menegaskan, kerajaan Saudi sangat menghormati hal itu.
Namun, jika ada kekhawatiran jika bergabung IMCT aksi anti-terorisme hanya terbatas ke negara-negara Islam, Al Jubeir menjamin hal itu tidak terjadi. “Kerja sama di sini (IMCTC, red) bersifat universal, sebab aksi teroris ini bersifat ideologi dan lintas negara, karena itu kerja sama dibuka seluas-luasnya. Jika Indonesia terkena serangan, kami akan segera mengerahkan bantuan untuk kepentingan bersama,” jelas Al-Jubeir yang menjadi penasehat urusan luar negeri saat Raja Abdullah bertakhta.
Lebih rinci, Al-Jubeir mengungkapkan ada tiga pendekatan people to people yang dilakukan kementrian luar negeri Kerajaan Arab Saudi terhadap Indonesia. Pertama, adalah memberi kemudahan terhadap warga Indonesia untuk datang ke Saudi. Dan yang kedua, mendorong agar wisatawan Saudi melancong ke Indonesia.
“Dengan saling mengunjungi akan tercapai saling pengertian bersama, ini nanti bisa meluas ke bisnisman dan kelompok NGO,” tambahnya. Sedangkan poin terakhir adalah menguatkan komitmen bersama memerangi kelompok ekstremis. “Kami ingin belajar dari pengalaman Indonesia,” ungkap diplomat kelahiran Riyadh itu.
Di akhir pertemuan, Menlu Adel Al-jubeir menegaskan bahwa kerajaan Saudi ingin selalu menyebarkan kebaikan, bukan kejahatan.
Untuk itu, dia berdoa agar punya kesempatan lebih banyak lagi bisa berkunjung ke Indonesia.
(kim/jpk)
Kategori : Berita Nasional