Berita Nasional

Mengenang Haringga Sirila, Kalau Salah Suka Nyiumin Jempol Ibunya

Indodax


[ad_1]
















Wikimedan – Suasana duka menyelimuti rumah di RT 8, RW 3, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (23/9). Itu merupakan rumah Haringga Sirila, 23, The Jakmania yang meregang nyawa di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kabupaten Bandung, ketika hendak mendukung tim kesayangannya, Persija Jakarta, melawan Persib Bandung.


Mengenang Haringga Sirila, Kalau Salah Suka Nyiumin Jempol Ibunya

Haringga Sirila semasa hidup. Kemana saja Persija main, Haringga berusaha untuk selalu datang. (Istimewa)





’’Dia nonton bola ke mana aja dikejar. Ya, Allah,’’ ucap seorang perempuan berkerudung sambil sesenggukan. Dia adalah Mira, ibunda almarhum. Tangisnya tak kunjung padam meski orang sekeliling terus menenangkannya. Suara tangisnya bersahut-sahutan dengan bacaan Surah Yasin yang dilantunkan para peziarah. ’’Kalau salah, dia suka nyiumin jempol saya,’’ ujar Mira lirih. 





Muhammad Priyatno, tetangga korban, menyatakan bahwa Haringga memiliki satu saudara. ’’Almarhum anak bontot,’’ ujarnya ketika diwawancarai Jawa Pos Minggu (23/9). Priyatno mengenal korban sebagai sosok pendiam. ’’Di lingkungan sekitar, tidak banyak omong. Tidak neko-neko sama tidak ada masalah di sini. Cuma, kalau pergi ke mana-mana, memang sendiri,’’ ujarnya.





Selain itu, Priyatno mengenal almarhum sebagai The Jakmania sejati. ’’Ke mana saja Persija main, dia suka nonton. Belum lama juga ke Jogjakarta naik pesawat sendiri,’’ ucapnya.






Terkait keberangkatan ke Bandung, Priyatno menceritakan bahwa almarhum berangkat Minggu pagi. Hanya, ketika ditanya sama ibunya, Haringga tidak mengaku ingin menonton Persija. ’’Ditanya sama ibunya cuma bilang mau pergi,’’ tuturnya.






Keluarga baru mengetahui kabar bahwa Haringga menjadi korban pengeroyokan sehabis magrib. Saat itu, ada perwakilan dari The Jakmania yang memberikan informasi. ’’Keluarga kaget karena tidak tahu kalau almarhum mau nonton bola,’’ tuturnya.





Priyatno menyebutkan, rencananya, jenazah korban dikebumikan di daerah Indramayu, tempat asal Mira. ’’Di sana, ada tanah wakaf. Kakak tirinya almarhum juga dulu dimakamin di sana,’’ paparnya.





Sebagian anggota keluarga bersama perwakilan The Jakmania mengambil jenazah korban di rumah sakit di Bandung. ’’Setelah itu, baru nanti ke Indramayu. Jadi, nggak ke Jakarta,’’ ujarnya.





Ketua Subkorwil Cengkareng Timur Muhammad Iqbal mengakui, korban tidak berkoordinasi dengan pihaknya terkait dengan keberangkatan ke Bandung. Sebelumnya, sambung dia, pihaknya melarang anggotanya berangkat ke Bandung. Itu juga sesuai dengan instruksi Persija dan Pengurus Pusat The Jakmania.





Iqbal menuturkan, almarhum mendapatkan kartu tanda anggota The Jakmania pada Minggu lalu. Dia berharap kejadian tersebut menjadi yang terakhir. ’’Ini jadi yang terakhir saja. Anggota kami saja. Jangan sampai dampaknya ke yang lain,’’ ucapnya dengan mata berkaca-kaca.





Insiden tragis itu terjadi sekitar pukul 13.00 di area parkir gerbang biru GBLA. Saat itu, area stadion disesaki puluhan ribu penonton. Dalam kerumunan penonton, Haringga tiba-tiba dikejar puluhan suporter Persib. Dia berlari dan sempat meminta pertolongan kepada tukang bakso. Namun, Haringga tertangkap dan dipukuli dengan menggunakan balok kayu, piring, botol, dan berbagai benda keras lainnya. Dia akhirnya meninggal di tempat kejadian.





Pihak kepolisian langsung bergerak untuk mengusut kasus itu. Polisi memburu para pelaku dengan bekal video rekaman yang diambil salah seorang suporter yang menyaksikan kejadian tersebut. Aparat pun berhasil mengamankan enam orang yang diduga sebagai tersangka dan satu saksi kunci. ’’Kami masih melakukan pemeriksaan intensif supaya motifnya bisa diketahui,’’ tutur Kapolrestabes Bandung Kombespol Irman Sugema.





Direktur Utama Persija I Gede Widiade sangat menyesalkan adanya korban jiwa saat Persib menjamu tim ibu kota. Padahal, Persija sudah membuktikan bisa menjadi tuan rumah yang baik saat menjamu Maung Bandung –julukan Persib– di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. ’’Waktu itu, ada Bobotoh yang berhasil kami amankan dan kami pulangkan dalam keadaan selamat,’’ tutur Gede.





Mantan CEO Persebaya Surabaya versi Indonesia Premier League (IPL) tersebut menyoroti kinerja panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persib. Menurut Gede, tewasnya Haringga tidak terlepas dari tidak becusnya panpel Persib dalam menggelar pertandingan. ’’Kenapa saat giliran kami ke Bandung malah terjadi seperti ini?’’ kata manajer tim nasional Indonesia U-23 pada ajang SEA Games 2015 di Singapura tersebut.





Gede tidak akan tinggal diam terkait dengan kematian anggota The Jakmania Koordinator Wilayah (Korwil) Cengkareng tersebut. Persija akan bersinergi dengan Pengurus Pusat (PP) The Jakmania. ’’Persija akan mengirim surat ke PSSI, PT Liga Indonesia Baru, dan pemerintah supaya kejadian ini ditindak. Di sisi lain, The Jakmania akan bersurat ke kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut,’’ tegasnya.





Ketua Umum The Jakmania Tauhid ’’Ferry’’ Indrasjarief semalam sudah mengirimkan surat ke Polrestabes Bandung. Dalam surat itu, Ferry meminta polisi berupaya optimal dalam menyelidiki dan menyidik kasus tersebut. ’’Ini bukan bermaksud mencampuri kepentingan penyidikan. Tapi, ini semata-mata untuk memberikan pemahaman bahwa penegakan hukum akan dijalankan secara profesional,’’ tulisnya.





Pria yang juga pendiri The Jakmania itu menyatakan siap membantu polisi dalam mengungkap kasus tersebut. Ferry siap memberikan informasi. Bahkan, apabila dibutuhkan, alumnus Institut Teknologi Indonesia (ITI) tersebut siap mengoordinasi anggota untuk memberikan keterangan. ’’Kami juga akan berusaha mencegah adanya aksi balasan atas peristiwa itu,’’ tegasnya.





(raf/fiq/co1/ali)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *