Mengenali Gejala dan Cara Mengatasi Eksim di Kulit Kepala Sampai Tuntas
Eksim bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk kulit kepala. Namun, eksim di kulit kepala kerap disalahartikan sebagai ketombe. Padahal, ketombe hanyalah salah satu gejala yang muncul dari kondisi ini. Agar tidak keliru, yuk cari tahu lebih dalam lagi tentang eksim di kulit kepala.
Penyebab eksim di kulit kepala
Eksim adalah kondisi saat kulit mengalami iritasi, merah, dan gatal. Tak hanya di badan, kondisi yang satu ini juga bisa muncul di kulit kepala. Eksim di kulit kepala disebut juga sebagai dermatitis seboroik. Kondisi ini merupakan peradangan kronis yang disebabkan karena kelebihan produksi sebum, yaitu minyak alami yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea di kulit kepala.
Sebenarnya, para ahli belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan munculnya eksim di kulit kepala atau kenapa kulit kepala menghasilkan sebum terlalu banyak. Namun, beberapa kemungkinan yang membuat Anda mengalami hal ini yaitu faktor genetik (keturunan), perubahan hormonal, dan kontak dengan zat iritan. Selain itu, Anda juga memiliki risiko lebih besar terkena kondisi ini jika:
- Memiliki masalah kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV dan penyakit Parkinson.
- Memiliki masalah kulit lain seperti rosacea, psoriasis, dan jerawat.
- Mengalami depresi.
- Minum obat tertentu yang mengandung interferon, litium, atau psoralen.
- Stres, kurang tidur, kedinginan, iritasi, kulit kering, dan rambut berminyak.
Gejala eksim di kulit kepala
Eksim di kulit kepala ditandai dengan berbagai gejala seperti:
- Kulit kepala merah, bersisik, dan sangat gatal.
- Kulit kepala berminyak, berlilin, bahkan melepuh.
- Kerak di kulit kepala bisa mengalami infeksi dan mengeluarkan cairan bening.
- Jika eksim menyebar ke telinga, akan keluar cairan bening dari telinga.
- Adanya perubahan warna kulit meski telah sembuh.
Eksim di kulit kepala kerap dikira ketombe biasa. Memang salah satu ciri eksim adalah munculnya serpihan kulit mati yang terangkat atau yang sering disebut ketombe. Namun, yang perlu Anda cermati yaitu pada eksim kulit kepala mengalami peradangan sementara saat berketombe tidak.
Pilihan pengobatan untuk mengatasi eksim di kulit kepala
Mendapatkan pengobatan yang tepat membantu mengatasi berbagai gejala yang membuat Anda tidak nyaman. Beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi kondisi ini adalah:
1. Gunakan sampo yang tepat
Untuk mengatasi eksim di kulit kepala, Anda perlu mencari sampo dan produk perawatan rambut yang tepat. Untuk itu, carilah sampo yang mengandung:
- Zink pyrithione
- Asam salisilat
- Belerang
- Selenium sulfida
- Ketoconazole
Keramaslah dengan sampo sebanyak dua hari sekali atau sesuai petunjuk penggunaan. Anda juga bisa mencampur pemakaian sampo ini dengan sampo biasa. Setelah eksim mulai menghilang, gunakan sampo yang mengandung bahan-bahan tersebut sekali atau dua kali seminggu.
2. Obat-obatan
Pada eksim dengan gejala yang ringan, dokter akan meresepkan krim atau salep antijamur. Biasanya krim ini mengandung coal tar atau kortikosteroid yang membantu meringankan iritasi dan pengelupasan kulit.
Sementara itu, pada eksim dengan gejala yang lebih parah, dokter akan meresepkan kortikosteroid minum ringan untuk membantu menenangkan peradangan. Dokter juga bisa meresepkan kortikosteroid oles untuk mengatasi eksim yang ditandai dengan kemerahan, gatal, dan mengelupas.
Tak hanya itu, beberapa obat non-kortikosteroid oles seperti inhibitor calcineurin juga bisa diresepkan. Dalam kasus yang sangat parah, dokter akan meresepkan obat antijamur untuk Anda minum.
3. Perawatan alami
Beberapa bahan alami yang bisa membantu meringankan gejala eksim di kulit kepala yaitu:
- Tea tree oil
- Minyak zaitun
- Lidah buaya
- Vitamin A, D, dan B
- Makanan yang mengandung zink
- Probiotik
- Omega 3
Eksim adalah penyakit yang bersifat kambuhan. Oleh karena itu, cari tahu penyebab dan pemicu pastinya. Mintalah bantuan dokter untuk membantu mengenali pemicunya. Dengan begitu, Anda bisa melakukan berbagai upaya pencegahan untuk menghindari eksim. Satu lagi, jangan pernah menggaruknya karena bisa membuat kondisi semakin parah.
Baca Juga:
Kategori : Berita Kesehatan