Memahami Fungsi Alat Pacu Jantung dan Siapa Saja yang Membutuhkannya
Mungkin Anda pernah lihat alat pacu jantung yang suka dipakai di dalam adegan film. Jika di film Anda melihat dokter menggunakan alat ini untuk menolong pasien yang henti jantung, lalu bagaimana di dunia nyata? Apa benar fungsi alat pacu jantung seperti itu? Ataukah hanya di adegan film saja? Yuk, simak penjelasan bagaimana alat ini bisa bekerja dan apa saja fungsinya.
Apa fungsi alat pacu jantung?
Alat pacu jantung atau yang juga disebut dengan defribrilator adalah alat yang digunakan untuk mengatasi gangguan irama jantung yang mengancam jiwa. Jadi, alat ini akan ditempelkan pada dada pasien untuk mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung. Adanya aliran listrik tersebut akan merangsang otot-otot jantung kembali bekerja dengan normal.
Awalnya, defibrilator hanya digunakan untuk mencegah kematian mendadak akibat ventricular tachycardia (VT). Salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit. Akhirnya menimbulkan detak jantung abnormal yang terjadi berturut-turut, setidaknya 3 kali.
Nah, para ahli sepakat bahwa penggunaan alat pacu jantung yang disertai dengan tindakan resusitasi, dapat meningkatkan peluang pasien untuk selamat. Meski begitu, karena tindakan ini baru dilakukan ketika pasien sudah mengalami VT, maka para ahli menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pencegahan sekunder.
Data di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) menunjukkan bahwa jumlah pasien yang diberikan tindakan pencegahan sekunder tersebut meningkat hingga 30% per tahun, selama 3 tahun berturut-turut.
Kondisi ini membuat para ahli melakukan riset lebih mendalam untuk menemukan cara mencegah gangguan jantung tersebut terjadi. Mereka meyakini bahwa alat pacu jantung mungkin saja bisa digunakan sebagai tindakan pencegahan primer supaya pasien tidak mengalami kelainan irama jantung atau bahkan sampai henti jantung.
Mengenal fungsi seluruh bagian alat pacu jantung

Alat pacu jantung defibrilator memiliki dua bagian, yaitu lead dan generator. Lead adalah bagian yang akan ditempelkan ke dada pasien. Bagian tersebut terdiri dari kabel pacu serta sensor yang akan merekam irama jantung dan memberikan aliran listrik ke jantung.
Sementara generator adalah sebuah komputer kecil yang menerima data dari sensor dan menunjukkan apakah detak jantung normal atau tidak.
Jadi, fungsi umum dari alat ini adalah memonitor irama jantung, menentukan ritme jantung yang tidak normal, dan mengembalikan detak jantung seseorang kembali ke ritme normal dengan mengirimkan sinyal listrik.
Dokter akan mengatur alat pacu jantung untuk beberapa keperluan, seperti:
- Antitachycardia Pacing (ATP). Ketika jantung berdetak terlalu cepat, serangkaian impuls listrik kecil akan dikirim ke otot jantung untuk mengembalikan irama jantung kembali normal.
- Cardioversion. Kejutan energi rendah yang dikirim untuk mengembalikan irama jantung kembali normal.
- Defibrilasi. Ketika jantung berdetak sangat cepat, kejutan energi tinggi dikirim ke otot jantung untuk mengembalikan ritme menjadi normal.
- Bradycardia pacing. Ketika jantung berdetak terlalu lambat, impuls listrik kecil menstimulasi otot jantung untuk mempertahankan denyut jantung yang cocok.
Siapa saja yang perlu dipacu jantungnya dengan alat ini?
Ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang memerlukan bantuan defibrilator, antara lain:
- Orang yang mengalami episode henti jantung dengan fibrilasi ventrikel atau ventrikular takikardia.
- Orang yang mengalami serangan jantung dan berisiko tinggi dengan henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest.
- Orang yang memiliki kardiomiopati hipertrofik dan berisiko tinggi untuk henti jantung mendadak.
- Orang dengan kardiomiopati hipertrofik yang menyebar, fungsi jantungnya sudah berkurang, dan berisiko tinggi mengalami henti jantung.
- Orang yang memiliki setidaknya satu kali episode takikardia ventrikel.
Baca Juga:
Kategori : Berita Kesehatan