Melihat Upaya Sleman Menjual Potensi Wisata (1)
Wikimedan – Dibandingkan dengan Kabupaten Berau, potensi wisata yang dimiliki Sleman sejatinya bisa diungguli. Namun nyatanya, geliat pariwisata Sleman berhasil menyumbangkan pendapatan asli daerah hingga 23 persen dari total pendapatan Rp 780 miliar. Salah satu yang dilakukan kabupaten ini untuk mendongkrak pariwisata daerah ini adalah dengan membentuk Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS).
Beranggotakan 7 orang, anggota BPPS ini terdiri dari berbagai unsur. Dari mulai pelaku wisata, agen perjalanan, pengelola hotel dan restoran, hingga pelaku usaha ekonomi kreatif lainnya, termasuk unsur dari media massa. Saat ini, BPPS diketuai Guntur Eka Prasetya, salah satu pemilik usaha agen perjalanan.
Kepada Berau Post (Jawa Pos Group), Guntur menyampaikan, banyak menggelar event agar promosi wisata Sleman terus menggeliat. Seperti pekan lalu, bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda dan ulang tahun komunitas pengguna motor Yamaha 80, sengaja difasilitasi pihak BPPS dengan menggelar tur objek wisata yang ada di Sleman.
Penggemar motor keluaran 1973 sampai 1983 itu mengikuti kegiatan sport tourism bertajuk “Dolan Sleman Dadi Tuman”. Turing itu menyusuri Blue Lagoon, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, menuju Monumen Plataran, Candi Kedulan, Lava Bantal, melewati perkampungan rumah Dome Teletubbies dan finish di Bukit Teletubbies Prambanan.
Khusus Candi Kedulan, merupakan candi yang baru ditemukan dan kini sedang dibangun kembali untuk dijadikan objek wisata. Sehingga nantinya diharapkan bisa semakin dikenal dan bisa menjadi objek wisata andalan yang baru.
Sementara, tempat wisata berikutnya disebut Lava Bantal dikarenakan bentuk bebatuan di tepi aliran sungai yang dijadikan objek wisata itu mirip bantal. Batuan mirip bantal itu merupakan bekas lelehan lava erupsi gunung berapi yang bersentuhan langsung dengan air laut.
Sehingga menyebabkan bentukan mineralnya tidak terpilah dengan baik. Segarnya aliran air di sungai ini membuat siapa saja yang ada di tempat ini tergoda untuk mencelupkan kakinya ke aliran air.
Berau Post (Jawa Pos Group) sempat menikmati lokasi ini dengan kongkow di salah satu warung di tepi sungai. Dua gelas kopi yang dipesan ternyata hanya seharga Rp 5 ribu. Fasilitas lain pun sudah lengkap, seperti area parkir, toilet, musala, dan gazebo untuk para pengunjung beristirahat. Bagi yang ingin menyusuri sungai dengan ban bekas pun tersedia.
Lokasi lain yang harus ditempuh peserta turing adalah Rumah Teletubbies atau Rumah Dome di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan. Bentuk rumahnya memang mirip kubah, seperti tempat tinggal Teletubbies, boneka dalam serial televisi yang fenomenal dan digemari anak-anak.
Rumah ini sejatinya adalah rumah antigempa, bantuan Amerika Serikat. Sebab wilayah ini sebelumnya terkena gempa pada 2006 dan hampir semua penduduk kehilangan tempat tinggal.
Desa Wisata atau dikenal dengan Desa Teletabbies, dan bukit Teletabbies, diresmikan tahun 2017. Berbeda dengan Bukit Teletubbies Candi Abang, Bukit Teletubbies di sini adalah bukit di mana wisatawan bisa melihat pemandangan rumah dome Desa Teletubbies dari atas bukit.
Total ada 80 bangunan berbentuk setengah lingkaran. Dari jumlah itu, yang dihuni ada 71 unit, sisanya adalah fasilitas umum seperti masjid, klinik, balai desa, hingga sekolah. Tak hanya melihat rumah dome, turing berakhir di Bukit Teletubbies. Dari bukit inilah hamparan rumah dome bisa dilihat dari ketinggian.
Ketua Pelaksana Estu Jalu menyampaikan, meski motor tua dan rawan mogok, namun peserta tetap semangat menyusuri objek wisata yang ada. Terbukti, saat menanjak menuju Bukit Teletubbies, tak sedikit motor yang ‘tewas’ dan terpaksa didorong. Namun, justru itulah keseruannya. “Di sini mengutamakan saling kerja sama. Bila satu anggota ada yang mogok di jalan, kita bisa saling membantu,” katanya dikutip dari Berau Post (Jawa Pos Group), Selasa (6/11).
Sleman memang tidak main-main menjual potensi wisatanya. Setiap desa di kabupaten ini didorong membuat destinasi wisata. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih, saat ini sudah ada 31 desa wisata di Sleman yang menawarkan keanekaragaman seni dan budaya serta alamnya yang begitu asri.
Dari 31 desa wisata tersebut, ada 7 desa masuk dalam kategori mandiri, 12 desa masuk berkembang dan 10 desa dalam kategori tumbuh.
Sementara itu Kepala Bagian Pemasaran Dispar Kabupaten Sleman Eka Priastana Putra menjelaskan, tingkat kunjungan wisatawan 2018 ini, Dispar menargetkan 8 juta wisatawan. Pada 2019 diharapkan wisatawan yang berkunjung ke Sleman bisa naik 5 – 10 persen.
(jpg/est/JPC)
Kategori : Berita Nasional
Sumber : https://www.jawapos.com/jpg-today/06/11/2018/melihat-upaya-sleman-menjual-potensi-wisata-1