Melacak Barang Mewah yang Dijual Louis Vuitton dan Christian Dior dengan Blockchain
Barang-barang mewah yang dijual oleh Louis Vuitton dan Christian Dior akan dilacak dengan blockchain baru yang dibangun di atas Ethereum. Dengan nama kode AURA, blockchain baru itu dirancang untuk memverifikasi keaslian barang berharga tinggi di sepanjang rantai pasokan.
Menurut laporan CoinDesk yang dikutip Dailyhodl.com, grup perusahaan barang mewah terbesar di dunia LVMH, pemilik Louis Vuitton dan Parfums Christian Dior, telah bermitra dengan Microsoft Azure dan perusahaan teknologi perangkat lunak blockchain ConsenSys untuk mengembangkan blockchain baru yang dibangun di atas Quorum, blockchain Ethereum versi perusahaan JP Morgan.
Sumber berita memberitahu CoinDesk bahwa blockchain baru itu akan diluncurkan pada Mei atau Juni 2019. Setelah rilis awal, pelacakan barang dari Louis Vuitton dan Parfums Christian Dior itu akan mencakup portofolio merek di bawah konglomerat barang mewah multinasional dari Perancis, LVMH.
Ada lebih dari enam puluh anak perusahaan LVMH, yang mencakup beberapa merek terkenal di dunia dalam beberapa kategori seperti jam tangan dan perhiasan, parfum dan kosmetik, barang-barang fashion dan kulit, pengecer selektif, serta anggur dan minuman beralkohol.
Berikut ini daftar sebagian anak perusahaan LVMH:
Christian Dior
Louis Vuitton
Marc Jacobs
Hublot
TAG Heuer
Bulgari
Givenchy Parfums
Sephora
Dom Pérignon
Hennessy
Le Bon Marché
Fendi
Givenchy
Kat Von D Beauty
“Untuk awalan, platform blockchain AURA akan memberikan bukti keaslian barang-barang mewah dan melacak asal mereka dari bahan baku ke titik penjualan dan seterusnya ke pasar barang-barang bekas. Fase berikutnya, platform ini akan mengeksplorasi perlindungan kekayaan intelektual karya kreatif, penawaran eksklusif, dan acara untuk masing-masing pelanggan merek, serta penipuan,” kata sumber Coindesk.
Proyek ini dilaporkan akan meluncurkan konsorsium terpisah yang menawarkan solusi label putih milik para pesaingnya yang dapat membuat blockchain masing-masing dan aplikasi untuk melacak produk. Sumber itu mengatakan bahwa teknologi Ethereum akan memberi produsen dan pengecer kekuatan untuk melacak seluruh siklus hidup suatu produk dengan alat privasi Quorum yang melindungi data sensitif pelanggan.
Merek kelas atas seperti Louis Vuitton dan Christian Dior itu sering dipalsukan dan dijadikan alat penipuan yang melibatkan operasi di seluruh dunia. Louis Vuitton memiliki kebijakan nol toleransi terhadap pemalsuan. Menjaga kreativitas dan hak-hak desainer, artis, dan merek sangat penting untuk kelangsungan hidup jangka panjang mereka. Salah satu ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup hari ini adalah pemalsuan.
Pasar pemalsuan online global telah menghasilkan kerugian sekitar US$ 323 miliar pada tahun 2017. Menurut Laporan Pemalsuan Merek Global 2018, pasar produk palsu menjadi booming secara sepat, dengan merek-merek mewah mengalami kerugian US$ 30,3 miliar melalui penjualan internet.
Sumber: Dailyhodl.com
Like this:Like Loading…
Related