Megawati: Hari Ibu itu Merayakan Gerakan Politik Perempuan Indonesia
Wikimedan – Peraayaan Hari Ibu tidak ditujukan untuk merayakan peran domestik perempuan. Namun, Hari Ibu adalah hari bersejarah untuk merayakan gerakan politik perempuan Indonesia.
Hal itu dikatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada acara yang digelar Paguyuban Pimpinan Tinggi Perempuan Indonesia dalam peringatan Hari Ibu bertajuk Super Showbiz Perempuan 4.0, di Jakarta, Selasa (18/12).
Menurutnya, sejak awal mula berdirinya bangsa, laki-laki dan perempuan memiliki kontribusi yang sama. Dalam kesempatan itu dilakukan juga penggalangan dana untuk pembangunan di Lombok dan Palu pasca bencana.
Megawati mengatakan, Hari Ibu mengingatkan pada Kongres Perempuan Pertama pada 22 hingga 25 Desember 1928, di Yogyakarta. Pada masa penjajahan kolonial yang semua akses sangat sulit, 30 organisasi perempuan berkumpul, bermusyawarah dan bermufakat untuk terlibat aktif dalam merintis Indonesia Merdeka.
“Perempuan-perempuan pendiri bangsa tersebut, The Founding Mothers of Indonesia, mengusung gagasan tentang Persatuan Perempuan Nusantara,” ujar Megawati.
Mereka memperjuangkan lahirnya kebijakan untuk pembangunan bangsa, seperti perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pelarangan usia dini pernikahan, masalah pendidikan bagi perempuan, termasuk kesetaraan upah bagi pekerja laki-laki dan perempuan.
Atas penghargaan terhadap gerakan dan perjuangan kaum perempuan Indonesia, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Dekrit tersebut menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara nasional.
(jpg/JPC)
Kategori : Berita Nasional