Mancanegara : Perempuan ini Hentikan Pidato Menlu AS (1)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada hari Kamis, 24 Januari 2019 berjanji untuk mengirim 20 juta dolar kepada oposisi Venezuela untuk apa yang dia sebut sebagai bantuan kemanusiaan bagi mereka yang kekurangan makanan dan obat-obatan akibat sanksi keras AS.
Hal itu disampaikan Pompeo saat berbicara di Organisasi Negara-negara Amerika (OAS). Namun pidato Pompeo tersebut berhenti setelah salah satu pendiri CodePink, Medea Benjamin melakukan interupsi.
“OAS: Jangan Mendukung Kudeta di Venezuela,” kata Medea Benjamin.
Meskipun pihak keamanan diperintahkan untuk mengusir Medea Benjamin, namun banyak orang di ruangan itu yang memuji tindakannya.
Saat ditanya, mengapa dia melakukan aksi tersebut, Medea menjelaskan, saya menyela karena saya benar-benar khawatir tentang apa yang akan terjadi di Venezuela. Pertama-tama, mari kita akui berapa juta orang di Venezuela yang sudah menderita akibat krisis ekonomi, tetapi seberapa parah itu bisa terjadi.
“AS membantu menyiapkan panggung untuk perang saudara di Venezuela. Jadi saya pikir penting untuk masuk ke sana dan mengatakan bahwa kita harus menghentikan ini agar tidak terjadi. Kami harus berdiri (melawan) dan mengatakan bahwa kami percaya pada prinsip-prinsip non-intervensi, dan kami menyerukan negosiasi untuk mengakhiri krisis ini, tidak mengikuti jejak apa yang dilakukan AS, yang menekan militer Venezuela, untuk memecahnya, dan untuk benar-benar mengatur panggung untuk kekerasan luar biasa di Venezuela,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, penting bagi kaum kiri di Amerika Serikat untuk berdiri, bukan untuk mengatakan kami mencintai Maduro, tetapi untuk mengatakan kami menentang intervensi AS. Jadi, lanjutnya, saya pikir penting bagi kita untuk melawan, dan sebelum semuanya terlambat.
“Kami meminta AS untuk mundur, untuk tidak mendukung pemerintah paralel di Venezuela, dan untuk mengatakan tidak pada kudeta,” pungkasnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara itu. Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut langkah itu sebagai kudeta yang dilakukan oleh Washington dan mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Pernyataan Guaido sebagai presiden sementara langsung diakui oleh AS. Di hadapan pemrotes anti-pemerintah di Caracas pada hari Rabu, 23 Januari 2019, Guaido bersumpah sebagai presiden sementara.
“Saya bersumpah untuk mengambil alih semua kekuasaan kepresidenan untuk menjamin berakhirnya perebutan kekuasaan,” ujarnya.
Pada 2017, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dia tidak akan “mengesampingkan” opsi militer bagi Venezuela untuk menyelesaikan krisis yang sedang berlangsung di negara itu. Washington juga mengintensifkan sanksi sepihak terhadap Caracas terutama di sektor minyak Venezuela. (RA)