Kurangi Plastik, 'Starbucks' Mulai Gunakan Bahan Ramah Lingkungan
[ad_1]
Wikimedan – Starbucks Indonesia mulai melakukan kampanye hijau dengan menggunakan bahan ramah lingkungan untuk mendukung produk minumannya. Penggunaan bahan ramah lingkungan ini dimulai di Bali per Senin (1/10) sebagai pilot project untuk lokasi lainnya.
Asisten Manajer Public Relation PT Sari Coffee Indonesia, Vidi Prima Lestari Putri mengatakan, pihaknya memiliki kampanye bertajuk Starbucks Greener Nusantara dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yang tidak menggunakan plastik.
Salah satu contoh benda ramah lingkungan yang diterapkan Starbucks adalah dengan menggunakan sedotan kertas, stik pengaduk kopi yang terbuat dari kayu, tutup kemasan gelas yang menggunakan bahan saripati jagung, serta kantong yang terbuat dari bahan dasar singkong.
“Di Jakarta dan Bodetabek belum dimulai, hari ini baru dimulai di Bali. Memang di Jabodetabek lebih banyak marketnya, gerainya juga, tapi karena di Bali kemarin sedang konsern tentang lingkungan, jadi pilotnya di sana,” ujar Vidi ketika berkunjung ke Kantor Wikimedan, Senin (1/10).
Ia mengatakan pihaknya mempunyai program 2020 mengurangi penggunaan sedotan dari plastik. Oleh karena itu, katanya, agar kampanye penggunaan bahan ramah lingkungan ini bisa terlaksana secara global, maka pelaksanaannya dilakukan pelan-pelan mulai hari ini.
Tidak hanya itu, salah satu solusi untuk pengurangan penggunaan plastik juga dengan memakai tutup kemasan unik sehingga konsumen tidak perlu menggunakan sedotan ketika membeli produknya.
“Ini kan (tutup kemasan unik) inisiasi awalnya untuk produk cold foam, tapi setelah keluar, ini bisa menjadi solusi untuk tidak menggunakan sedotan lagi. Ini jadi standard untuk minuman yang memakai es,” katanya.
Adapun untuk gelas yang digunakan, semula terbuat dari bahan plastik yang terbuat dari minyak bumi. Namun sekarang pihaknya berangsur-angsur menggunakan plastik daur ulang, dari limbah plastik yang ada. Tak heran jika gelas kemasannya akan tampak menjadi lebih buram.
Alasan penerapan kampanye ini, katanya, sudah suatu keharusan untuk menuju 2020 bebas penggunaan plastik di Starbucks. Oleh karena itu, untuk menuju ke sana, pihaknya harus mulai melakukannya agar ada perubahan.
“Ini sudah dilakukan tes pasar, sudah higienis, dan diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Komitmen kami adalah bisa mengurangi sampah plastik dengan bahan-bahan yang gampang terurai,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong barista agar menanyakan kepada tamu yang datang ke gerai Starbucks berapa lama yang bersangkutan berada di sana. Jika lama, katanya, maka barista akan menyajikan kopinya dengan menggunakan gelas.
Meskipun menggunakan bahan-bahan mudah terurai yang biayanya lebih mahal, pihaknya memastikan hal tersebut tidak akan mempengaruhi rasa dan harga jual dari produk-produk Starbucks. Harga-harga promo pun akan tetap diberikan kepada konsumen.
“Sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan. Kami juga mendorong program Bring On Your Tumbler saat membeli produk kami. Setiap tanggal 22 memang selalu diskon 50 persen kalau bawa tumbler, di luar itu didiskon Rp 5.000,” pungkasnya.
(dmp/JPC)
[ad_2]