Kredit Kuartal II Diprediksi Tumbuh Bagus, Pemilu Damai Berkontribusi?
Wikimedan – Sejumlah sentimen positif memberi angin segar bagi perekonomian di dalam negeri. Setelah mengalami perlambatan sepanjang kuartal I 2019, laju kredit baru diprediksi kembali meningkat pada kuartal II-2019. Survei terbaru Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit akan didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat serta lukiditas yang terjaga cukup baik.Sejalan dengan hasil survei BI, Ekonom Indef Bhima Yudhistira juga memperkirakan perekonomian akan kembali menggeliat seiring dengan membaiknya laju kredit. Pertumbuhan kredit pascapemilu 2019 diperkirakan akan pulih.Menurutnya, pemilu serentak 2019 serta akan masuknya moment puasa Ramadan dan Hari Raya Lebaran diperkirakan akan mendongkrak pertumbuhan kredit konsumsi yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat.“Perekonomian di kuartal II ini sudah mulai pulih, tapi nggak bisa langsung signifikan. Ada momen seasonal Ramadan dan Lebaran. Kredit konsumsi biasanya naik karena orang butuh buat beli tiket, dan belanja kebutuhan Ramadan dan hari raya,” ujarnya kepada Jawapos.com, Jumat (19/4).Sementara untuk kredit modal kerja, kata Bhima, kredit juga masih dibutuhkan untuk menambah stok pasokan pasca permintaan produk maupun jasa dari partai politik yang terkait dengan kebutuhan pemilu.Survei BI mencatat pada kuartal II-2019, pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit baru diperkirakan meningkat sesuai dengan polanya. Responden survei BI menyampaikan bahwa prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit pada kuartal II-2019 didorong oleh pertumbuhan kondisi ekonomi yang menguat, risiko penyaluran kredit yang rendah. Selain itu, rasio kecukuman modal yang meningkat serta likuiditas yang terjaga baik akan mendorong naiknya kredit.Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan tumbuh pada kuartal II-2019.Meningkatkan pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada jenis instrumen giro dan tabungan.Sementara pertumbuhan instrumen deposito diperkirakan akan melambat.Rata-rata responden yang disurvei BI memperkirakan kredit 2019 tumbuh sebesar 11,6 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2018 yang tercatat sebesar 12,1 persen (yoy). Responden menyampaikan bahwa perkiraan kinerja penyaluran kredit pada 2019 didukung oleh optimisme menguatnya pertumbuhan ekonomi pada 2019 dan relatif rendahnya risiko penyaluran kredit.Bhima mengungkapkan pelaku usaha berharap keberlangsungan pesta demokrasi diwarnai oleh rasa persatuan bangsa yang tidak menimbulkan kericuhan. Sehingga stabilitas politik pasca pemilu jadi membaik. Dengan begitu, ekspektasi pelaku pasar terhadap iklim ekonomi Indonesia juga akan positif.“Pemilu itu kan bukan hanya soal 01 atau 02, tetapi bagaimana menjaga situasi aman dan kondusif. Tegang sedikit boleh, tapi jangan sampai membuat ekspektasi pelaku usaha menjadi negatif,” tuturnya.Pemilu serentak yang berjalan lancar dan kondisif diperkirakan akan mendorong pelaku usaha kembali meningkatkan skala usahanya dengan menambah pasokan sebelum Ramadan dan Hari Raya Lebaran.“Ramadan dan Lebaran kan masih panjang sehingga mereka bisa mengebut untuk mengisi stok persediaan. Dan itu kan butuh pinjaman modal. Jadi ada implikasi kesana,” ujarnya.Editor : Mohamad Nur Asikin