Teknologi

Kominfo Take Down 1,759 Unggahan Hoaks Covid-19

Indodax


Jakarta, Wikimedan – Berita bohong atau hoaks seputar Covid-19 tak dipungkiri sudah sangat meresahkan, alur informasi sesat itu kini dikabarkan telah merasuk ke ruang-ruang sosial media tanpa kendali, dan cenderung sangat menyesatkan.

Dalam acara Konferensi Pers bertajuk ‘Strategi Kominfo Menangkal Hoaks covid-19’, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, Dunia tidak terkecuali Indonesia sedang memerangi informasi bohong seputar Covid-19, WHO bahkan telah mengeluarkan istilah infodemic untuk menyebut informasi hoaks seputar isu Covid-19.

“Untuk kondisi infodemic di Indonesia ada tiga jenis, yaitu disinformasi, penyebaran informasi yang tidak tepat dan bersifat destruktif secara disengaja, malinformasi, penyebaran informasi faktual untuk merugikan pihak tertentu dan misinformasi, penyebaran informasi yang tidak tepat akibat adanya ketidaktahuan akan informasi benar terkait virus covid-19,” terang Samuel, Senin (19/10).

Dampaknya yang terjadi dari infodemic yang timbul dikalangan masyarakat Indonesia menurut Samuel ialah mengurangi pemahaman masyarakat tentang situasi dan prosedur medis yang tepat terkait Covid-19, dan kemudian stigmatisasi terhadap rumah sakit, tenaga medis dan penyintas Covid-19 juga berkembang, hingga keenganan masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

“Saat ini menurut data Kominfo per-23 Januari–18 Oktober 2020, jumlah unggahan hoaks seputar Covid-19 didapati sebanyak 2020 yang tersebar di sosial media. Lalu dari sebaran itu ada sebanyak 1,197 topik hoaks terkait Covid-19, dan kami telah men-take down sebanyak 1,759 unggahan tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Pengamat: Langkah Penanggulangan Tercepat Dengan Menambah Kapasitas CEIR

Langkah selanjutnya, Samuel menambahkan cara terampuh untuk mengatasi persoalan hoaks seputar covid-19 ialah dengan membangun kualitas literasi masyarakat.

“Kita mengutamakan masyarakat untuk paham saat menangani inforamsi hoaks Covid-19 yang beredar, itu sebabnya berita hoaks kami stempel, agar tahu mana yang benar dan informasi yang salahnya. Sedangkan di hilir apabila ada hoaks yang meresahkan masyarakat baru melibatkan penegak hukum,” lanjut Samuel.

Kemudian berbagai inisiatif yang sudah Kominfo lakukan untuk menekan hoaks, termasuk bekerjasama dengan perguruan tinggi, pihak swasta maupun komunitas masyarakat.

“Balik lagi yang terpenting ialah literasi digital masyarakat dan ini bukan hanya tugas Kominfo, tapi kita bersama. Ini karena peranan masyarakat sangat penting dalam memutus hoaks, jika menemukan judul berita, atau web baru yang memiliki informasi yang provokatif mengandung emosi patut dicurigai itu sumber hoaks. Jika menemukan hal seperti itu bisa langsung adukan pada kami,” tandasnya.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *