Kevin Aluwi Pendiri Gojek yang Berperan Aktif Kembangkan Binis Rintisan
Jakarta, Wikimedan – Kevin Aluwi Pendiri Gojek yang Berperan Aktif Kembangkan Binis Rintisan. Nama Kevin Aluwi memang tidak setenar pendiri Gojek Nadiem Makarim, padahal sosok lelaki ini pun berperan besar dalam kemajuan Gojek. Pria kelahiran Jakarta, 1 September 1986, (35 tahun), ini merupakan salah satu pendiri Gojek selain Nadiem pada tahun 2010 silam.
Setelah pamitnya Nadiem, perlahan namanya kian terdengar dan semakin diperhitungkan ketika dia mengambil peran yang diemban Nadiem, pasca nadiem didapuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Kevin diberi kuasa penuh untuk menjadi Co-Ceo menggantikan Nadiem Makarim.
Kevin menjadi sosok yang turut memberikan gebrakan dan warna berbeda dalam industri telekomunikasi khsususnya, bisnis startup. Bisnis yang kaya akan ide-ide baru dan memberi solusi permasalahan bagi konsumen.
Masuk dalam daftar pemimpin muda dan berpengaruh besar
Dilansir dari majalah Forbes, Kevin Aluwi masuk dalam daftar “Forbes 30 Under 30 Asia”, sebuah daftar anak muda yang dinilai sebagai pemimpin muda yang menjanjikan, wiraswastawan yang berbakat ataupun game changer.
Bisnis startup juga biasanya mengandalkan teknologi untuk membantu pertumbuhan bisnis, maka tidak salah jika sebagian orang memandang bisnis startup merupakan bisnis yang bergerak di bidang teknologi. Dan ini yang membuat gebrakan baru dalam bidang teknologi. Sehingga nama Kevin meroket seperti bisnis rintisannya Gojek.
Kevin Aluwi yang merupakan lulusan mahasiswa University of Southern California – Marshall School of Business ini memang menjadi sosok dibalik berdirinya Gojek.
Dalam tubuh gojek sendiri, Kevin Aluwi yang pernah menjadi analis di Salem Patners LLC berkontribusi penuh dalam menjalankan peran strategis dengan mengadopsi business intelligence data ekosistem Gojek hingga mengembangkan inovasi produk dan pertumbuhan Gojek.
Keberhasilannya mengembangkan bisnis rintisan, membuat dirinya kerap berbagi ilmu. Terbaru, tepatnya Juli 2021, bersama Telkom melalui Indonesia Telecommunication & Digital Research Institute (ITDRI) bersama dengan Gojek, Kevin mencanangkan Program Muda Maju Bersama 1.000 Startup. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan talenta digital dan eksplorasi inovasi, khususnya di daerah Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Program Muda Maju Bersama 1.000 Startup ini hadir sebagai wadah bagi talenta Indonesia untuk dapat mengembangkan skill dan kapabilitasnya di bidang digital serta dapat secara bebas mengeksplorasi dan mengekspresikan ide-ide inovasi untuk memberikan solusi yang berkesinambungan.
Program Muda Maju Bersama 1.000 Startup diharapkan dapat membantu Pemerintah yang membutuhkan berkisar 9 juta talenta digital dalam waktu 15 tahun ke depan, yang artinya setiap tahun diharapkan dapat bisa menghasilkan 600 ribu digital talent. Ini angka yang sangat menantang, pasalnya hanya mengharapkan dari jalur pendidikan formal, maka setiap tahun dari semua alumni perguruan tinggi yang siap menjadi digital talent kemungkinan jumlahnya masih di bawah 100 ribu. Maka negara memiliki shortage atau gap digital talent yang sangat besar setiap tahunnya.
Sehingga tidak berlebihan jika di masa depan Kevin menaruh harapan kepada startup baru, khususnya startup lokal yang bisa mengembangkan teknologi dan terbosan seperti yang dilakukan Gojek.
Gojek di tangan Kevin Aluwi
Dilansir dari berbagai sumber, dalam rilisnya beberapa waktu lalu, di bawah kepemimpinan Kevin, Gojek menyatakan telah tumbuh pesat dengan memproses tak kurang dari 2 miliar transaksi per tahun.
Dalam kepemimpinannya, Gojek melakukan fund raising atau proses pengumpulan dana yang membuat perusahaan global papan atas menaruh perhatian pada Gojek, seperti Google, Sequoia, Tencent, Mitsubishi, hingga Temasek dan Astra International sebagai salah satu investor lokal.
Selain itu, dalam mengembangkan sayapnya, Gojek berhasil melakukan ekspansi yang ditandai dengan peluncuran layanan di Singapura, Thailand dan juga Vietnam. Gojek sendiri mengaku sebagai aplikasi on-demand yang paling banyak digunakan di Tanah Air, seperti misalnya layanan pesan-antar makanan dan pembayarannya yang telah menggantikan layanan transportasi. Ditangannya Gojek menjadi perusahaan bervaluasi lebih dari US$10 miliar.
Selain gandeng perusahaan Global, Gojek pun berhasil gandeng Tokopedia, Gojek dan Tokopedia pada Mei resmi merger, dan keduanya bersepakat membuat GoTo, yaitu grup teknologi terbesar di Indonesia yang menyajikan ekosistem andal untuk berbagai solusi menjalani keseharian (ecosystem for daily life).
Pembentukan Grup GoTo ini merupakan kolaborasi usaha, sekaligus kolaborasi terbesar antara dua perusahaan internet dan layanan media di Asia hingga saat ini. GoTo dalam hal ini bakal menyatukan kekuatan dua perusahaan teknologi dengan menciptakan solusi yang unik dan saling melengkapi secara global, dengan mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang dan makanan, transportasi serta keuangan.
Selain itu Grup GoTo juga akan menciptakan platform konsumen digital terbesar di Indonesia, melayani sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga. Kedepan jaringan mitra usaha serta mitra driver di dalam Grup GoTo yang saling melengkapi akan menghadirkan pilihan barang dan jasa yang diklaim bakal tak tertandingi, didukung oleh layanan pembayaran digital dan keuangan yang akan semakin mempermudah kehidupan masyarakat sekaligus meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan.
Grup GoTo sendiri memiliki daftar investor blue-chip termasuk Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-76, Selular mempersembahkan sejumlah artikel mengenai tokoh-tokoh dalam negeri yang berkontribusi dalam perkembangan industri telekomunikasi Tanah Air dan berperan aktif dalam mengedukasi gaya hidup digital masyarakat.