Berita Nasional

Kesal Dikritik, Duterte Sebut Uskup Orang tak Berguna

Indodax


Wikimedan – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan para uskup Katolik di negaranya adalah orang bodoh yang tidak berguna dan harus dibunuh. Dilansir dari Al Jazeera pada Kamis (6/11), Duterte melakukan serangan terhadap Gereja Katolik karena para uskup yang menentang perang narkoba yang membunuh banyak korban.

Dalam pidato di istana presiden pada hari Rabu, Duterte mengatakan dalam campuran bahasa Filipina dan Inggris, “Uskup-uskup ini yang kalian miliki, bunuh mereka. Mereka adalah orang bodoh yang tidak berguna. Yang mereka lakukan hanyalah mengritik,” ujarnya.

Duterte mengecam Gereja Katolik lagi, menyebutnya institusi paling munafik dan mengatakan bahwa Tuhannya berbeda dari Tuhan Gereja Katolik. “Saya tidak pernah mengatakan saya tidak percaya pada Tuhan. Apa yang saya katakan adalah Tuhan Anda bodoh, Tuhan saya punya banyak akal sehat. Itulah yang saya katakan kepada para uskup. Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya adalah seorang atheis,” katanya.

duterte, uskup, filipina, perang narkoba, gereja katolik,
Duterte mengecam Gereja Katolik lagi, menyebutnya institusi paling munafik dan mengatakan bahwa Tuhannya berbeda dari Tuhan Gereja Katolik (Shutterstock)

Filipina memiliki warga negara lebih dari 100 juta orang, diperkirakan 90 persen di antaranya mengidentifikasikan diri sebagai Katolik. Duterte memang dikenal dengan pernyataan-pernyataannya yang kontroversial.

Awal pekan ini, dia mengatakan, dia menggunakan ganja untuk tetap terjaga, tetapi kemudian mencabut pernyataan yang mengatakan dia hanya bercanda.

Uskup Agung Socrates Villegas juga mendesak Duterte untuk menghentikan penghinaan terhadap Gereja Katolik karena serangan verbal semacam itu tanpa disadari dapat mendorong lebih banyak orang berani berbuat jahat kepada para uskup.

Duterte adalah seorang Katolik yang telah dibaptis. Ia mengatakan, gereja tidak memiliki otoritas moral untuk mengritik dia. Sebab di gereja juga ada skandal pelecehan seksual yang melibatkan pendeta di seluruh dunia.

Seorang komentator akademis dan politik yang bermarkas di Ibu Kota Manila, Richard Javad Heydarian mengatakan serangan terbaru Duterte adalah eskalasi perseteruannya dengan gereja.

“Ini adalah benturan dua institusi kuat, presiden dan gereja. Jadi, dalam beberapa hal, ini adalah perjuangan abad ke-21 antara gereja dan negara atas takdir negara,” katanya kepada Al Jazeera.

(ina/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *