Berita Nasional

Kenang Peristiwa Perobekan Bendera di Hotel Yamato, Risma Baca Puisi

Indodax


[ad_1]






Wikimedan Perobekan bendera Belanda, merah putih biru, di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) menjadi bukti betapa heroiknya arek-arek Suroboyo. Pada tanggal 10 November 1945, mereka mengibarkan sang saka merah putih dengan gagah berani. Perjuangan untuk mengusir penjajah yang masih tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, terus dikenang sampai sekarang.





Untuk mengenang aksi heroik tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar aksi teatrikal perobekan bendera, Rabu (19/9). Lokasinya persis di hotel Majapahit. Jalan Tunjungan ditutup total untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut.






Selain berlangsung cukup meriah, acara yang melibatkan para veteran, siswa hingga warga Surabaya itu barhasil menghadirkan suasana yang benar-benar haru. Yang cukup menarik, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, hadir dengan menggenakan pakaian ala veteran.


Kenang Peristiwa Perobekan Bendera di Hotel Yamato, Risma Baca Puisi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengikuti teatrikal perobekan bendera, Rabu (19/9) (M. Mukid/ Wikimedan)





Wali Kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu juga membacakan sebuah puisi. Selepas acara, Risma tidak bisa menutupi raut kebahagiaannya atas digelarnya acara tahunan tersebut.





Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu menyorot keterlibatan para siswa hingga pemuda lintas generasi. Menurutnya, para pemuda di Surabaya benar-benar memiliki semangat juang seperti para pejuang dahulu.”Ini membuktikan, dengan segala keterbatasan juga dimiliki generasi muda yang mulai menghargai perjuangan dan ikut berjuang di masanya saat ini,” ungkap Risma.





Risma juga tidak henti-hentinya mengajak kepada generasi muda Surabaya agar terus meningkat semangat juangnya. Bagi Risma, perjuangan penting bagi pemuda Surabaya saat ini. Setelah cita-citanya tercapai, mereka juga bisa memberi sumbangsih untuk kemajuan Surabaya. “Anak-anak sudah mulai mengerti dan terus kita pompa supaya mereka tetap menjadi tuan dan nyonya sendiri di kota maupun di negara kita sendiri,” tutur perempuan asal Kediri itu.






Sementara itu, saat membacakan puisi, semangat Risma sungguh berapi-api. Suaranya menggelegar. Apalagi saat dia memekikkan kata “Merdeka”.











Berikut puisi yang dibacakan Risma: 





 “73 tahun yang lalu di tempat ini, Hotel Yamato, telah terjadi peristiwa perobekan merah putih biru di mana warna biru dirobek menjadi merah putih.





Yang kemudian dikibarkan kembali gagah perkasa di angkasa raya





Lautan manusia, rakyat dan pemuda Surabaya berkumpul dan marah karena buminya diinjak-diinjak





Di tempat ini lah warga surabaya ingin membuktikan bahwa bangsa indonesia telah merdeka. Merdeka! Merdeka!





 Peristiwa ini memberikan tauladan





Mereka tidak hanya merobek warna biru tapi merobek hal-hal tak patut bagi negerinya. Merobek kemalasan, merobek kedholiman”





 





(mkd/JPC)

[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *