Kenali Retinopati Prematuritas (ROP), Masalah Mata Bayi Prematur yang Berpotensi Membutakan
[ad_1]
Data terakhir dari WHO tahun 2017 menyebut Indonesia berada di urutan ke-5 sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Ini tentu mengkhawatirkan karena bayi prematur belum cukup berkembang sehingga akan lebih rentan terkena komplikasi penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Bayi prematur bahkan lebih berisiko mengalami masalah penglihatan semenjak lahir ketimbang bayi yang lahir full-term alias tepat waktu. Salah satu masalah penglihatan paling umum pada mata bayi prematur adalah retinopati prematuritas, atau biasa disingkat ROP.
Apa itu retinopati prematuritas (ROP)?
Retinopati prematuritas (ROP) adalah kelainan mata bayi prematur yang terjadi akibat pembuluh darah yang baru terbentuk di lapisan retina berhenti berkembang. Sebagai akibatnya, retina justru akan membentuk pembuluh darah baru yang abnormal. Pembuluh darah abnormal ini sangat rentan membengkak hingga pecah atau bocor. Ketika hal tersebut terjadi, retina bisa terlepas dari bola mata dan menyebabkan masalah penglihatan serius.
ROP terutama terjadi pada bayi prematur yang lahir sebelum minggu ke-31 kehamilan dengan berat sekitar 1.250 gram atau bahkan kurang. Semakin kecil bayi ketika lahir, semakin besar kemungkinannya untuk terkena ROP.
Apa penyebab retinopati prematuritas?
Penyebab pasti dari retinopati prematuritas masih belum jelas dan terus diperdebatkan. Namun sebagian besar ahli sepakat bahwa beberapa hal di bawah ini merupakan pemicu timbulnya ROP.
- Berat badan bayi kurang dari dari 1.500 gram saat lahir.
- Lahir saat usia kehamilan kurang dari 34-36 minggu. Bayi yang lahir di usia kehamilan 28 minggu akan lebih rentan terkena ROP dibandingkan bayi yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu, walaupun keduanya dikategorikan sebagai bayi prematur.
- Bayi yang mendapatkan bantuan oksigen untuk bernapas.
- Bayi prematur yang memiliki masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi ataupun anemia (kekurangan sel darah merah).
Apa saja masalah yang mungkin timbul pada mata bayi prematur dengan ROP di masa depan?
Saat bayi sudah bertumbuh dewasa, berikut komplikasi penyakit ROP yang mungkin terjadi:
Pada kasus yang parah, retinopati prematuritas berpotensi membutakan mata bayi secara permanen jika tidak cepat ditangani.
Oleh karena itu, apabila Anda memiliki bayi prematur atau saudara maupun kerabat yang memiliki bayi prematur, jangan lupa untuk memeriksakan mereka ke dokter spesialis mata terdekat.
Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan?
Pemeriksaan retina perlu dilakukan terhadap mata bayi prematur secepat mungkin untuk mendeteksi risiko ROP sebelum terlambat. Pemeriksaan dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan obat tetes mata yang berguna untuk melebarkan pupil (bagian hitam mata) dan juga untuk mengurangi rasa nyeri.
Pemeriksaan mata biasanya dilakukan ketika bayi memasuki usia 4–6 minggu, karena pada usia ini ROP baru dapat terdekteksi dengan baik. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan setiap 1-3 minggu sekali tergantung dari kondisi retina dan juga tingkat keparahan ROP yang dialami bayi.
Adakah pengobatan yang bisa dilakukan?
Terdapat beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk retinopati prematuritas, di antaranya :
- Terapi laser pada tepian retina untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal.
- Menyuntikkan obat khusus ke dalam bola mata untuk mengurangi pertumbuhan dari pembuluh darah.
Tindakan-tindakan ini perlu dilakukan apabila sudah terjadi tarikan pada retina.
Baca Juga:
[ad_2]