Kembangkan Game MOBA Lokal, Anantarupa Siap Berkompetisi dengan Developer Internasional

Jakarta, Wikimedan – Developer game lokal tanah air, Anantarupa Studio tengah mengembangkan game bergenre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Tahun ini, Anantarupa berambisi untuk memeriahkan dunia esports di tanah air, dengan mengembangkan game esports bergenre MOBA.
Tujuannya untuk menjadi game developer pertama di Asia Tenggara yang mampu mengembangkan game esports. Sejauh ini, game esports didominasi oleh developer dari Amerika, Cina dan Korea. Game MOBA tersebut nantinya akan diberikan sentuhan konten sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
Perkembangan esports terus berkembang pesat sejak beberapa tahun lalu di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Ini juga yang menjadi alasan Anantarupa merilis game esports. Sebelumnya, Anantarupa terpilih sebagai partner resmi dalam mengembangkan Official Game Asian Games 2018.
“Kami mengembangkan game bergenre MOBA agar Indonesia mampu menciptakan game yang mampu menembus pasar internasional. Sekaligus mengenalkan budaya Indonesia melalui game lokal. Dari data yang kami kumpulkan, 67% esports game bergenre MOBA masih memiliki demand yang tinggi. Sementara CAGR berkembang lebih dari 28% per-tahun. Indonesia sendiri, market-nya berkembang lebih dari 37% per-tahun, sehingga peluang untuk mendapatkan market baru sangat besar,” ucap Diana Paskarina, Co-founder dan COO Anantarupa dalam keterangan tertulisnya.
Anantarupa Studio optimis untuk mampu membawa nama Indonesia ke dunia Internasional. Sebab proyek game MOBA ini dibimbing langsung oleh developer Korea yang sudah mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun dalam mengembangkan game online.
“Untuk bisa bersaing dengan international-level game-developer, kami melakukan transfer teknologi dan knowledge dari tim developer Korea yang sudah sangat berpengalaman. Dana yang diperlukan untuk membuat game MOBA sebesar USD 8 juta atau senilai Rp 117 miliar,” pungkas Diana.
Dikatakan Diana, peran serta pemerintah dan berbagai pihak sangat dibutuhkan.
“Industri game berpotensi mendatangkan devisa negara. Sebagai contoh, satu judul esports game yang sekarang populer di Indonesia dapat menghasilkan 15 triliun rupiah hingga 90 triliun rupiah dalam satu tahun,” tandasnya.
Anantarupa Studio sendiri sejauh ini merupakan developer game berbasis AR dan VR asli Indonesia yang bermarkas di Jakarta. Didirikan 7 tahun lalu, tepatnya 2011, Anantarupa sudah banyak memproduksi game custom dan aplikasi.
Kebanyakan game yang diproduksi menyasar pelanggan korporasi. Misalnya Mayora, Indofood, BCA, Samsung, Suzuki, Asian Games 2018, Kementerian Pariwisata, Telkomsel, dan banyak lagi lainnya.
Dengan pengalaman selama 7 tahun, Anantarupa telah menjadi pioner dalam pengembangan game berbasis teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality serta teknologi inovatif lainnya. Terbukti, games AR yang mereka kembangkan sukses mempromosikan produk Choki-Choki dengan kampanye digital Boboiboy di tahun 2016 dan Petualangan Nabati Doraemon di tahun 2018.
Bahkan, salah satu game AR buatan mereka, Oriinokards, sempat menjadi top 10 toys di UK Toys Fair 2016. VR museum yang mereka kembangkan di tahun 2014 sempat diliput National Geographic Indonesia. VR tourism platform yang mereka sajikan di event internasional World Expo Milano 2015, menjadikan Pavilion Indonesia masuk sebagai “TopTen Pavilion” di Milan.
Kategori : Berita Teknologi