Berita Nasional

Kabar Terbaru Bonita Si Harimau Sumatera Yang Tewaskan Dua Warga

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Harimau Sumatera bernama Bonita mulai kembali ke sifatnya yang liar. Padahal sebelumnya, Bonita yang telah menewaskan dua warga di Kecamatan Pelangiran, Inhil, Riau, yaitu Jumiati dan Yusri Efendi, ini menunjukkan sikap yang tak sesuai sifat alaminya.





Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono mengatakan, dengan kembalinya sifat Bonita, Harimau betina ini akan segera dilepasliarkan setelah hampir lima bulan menjalani perawatan medis di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), Sumatera Barat.





Rencananya, Bonita akan dilepasliarkan di hutan Jambi. Namun, rencana itu urung dilakukan mengingat kebiasaan Bonita yang lebih cocok di hutan Riau yang bergambut dan berawa seperti di habitat awalnya Kabupaten Inhil.





“Dia kan biasa minum air gambut yang warnanya kayak teh itu. Kalau lokasi pelepasliarannya nanti dirahasiakan untuk keselamatan Bonita,” kata Suharyono, Kamis (4/10).





Di PRHSD, Bonita juga sudah menjalani serangkaian operasi. Sebab, pada saat berhasil dievakuasi dari pemukiman pada April lalu, Bonita divonis dokter hewan di PRHSD memiliki sejumlah tumor jinak yang ada di bawah lapisan kulitnya. “Sudah diangkat tumornya dan tergolong tumor jinak,” bebernya.





Bonita yang mulai viral pada akhir tahun 2017 lalu, sudah menunjukkan naluri keliarannya dengan sigap. Bonita terlihat mengejar, menerkam dan memangsa babi seolah berada di alam liar. “Dikasih babi langsung dikejar gitu, sudah kembali normal sebagai satwa liar,” ujar mantan Kepala BBKSDA Bali ini.






Sebelumnya, saat meneror warga Kecamatan Pelangiran, Bonita bersikap layaknya satwa yang takut pada manusia. Padahal seharusnya, jika Harimau berhadapan dengan manusia, maka Harimau itu akan menghindar.
Tetapi tidak dengan Bonita. Ia bahkan mendekat saat ada manusia di sekitarnya. Bahkan tak jarang beberapa warga berhadapan langsung dengan hewan yang akrab disapa Si Datuk ini.






Perubahan sikap dari liar yang merambah ke jinak itu, dinilai petugas karena Bonita pernah dikabarkan memakan anjing milik warga. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, tim medis tidak menemukan virus bawaan anjing yang menempel ke DNA pemangsanya.





“Saya lupa nama virusnya itu. Biasanya kalau memakan anjing ada virus yang menempel ke DNA, tapi untuk Bonita tidak,” ungkapnya.





Inilah yang menjadi misteri perubahan sikap Bonita bagi pihak PRHSD dan petugas BBKSDA Riau hingga saat ini. Pasalnya, hingga kini petugas belum menemukan penyebab pasti secara ilmiah mengapa Bonita bisa berubah sikap seperti hewan jinak.





“Harimau normal biasanya menjauh kalau melihat manusia, kalau Bonita ini malah mendekat. Ini yang terus dipelajari,” sebutnya.





Terlebih lagi, saat proses evakuasi yang memakan waktu belasan jam dan Bonita diletakkan di dalam kandang, ia sama sekali tak menunjukkan perilaku harimau liar pada umumnya.





Saat itu, kondisi Bonita tenang sekali, tidak menabrak, tidak mengaum, kondisi sehat dan mau makan. Masih semok dan bahenol. Bahkan saat tapak kakinya dipegang dia tidak melawan.





(ica/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *