Berita Medan

Januari-April 2019, Investor Saham Baru Sumut Tambah 4.060 SID

Indodax


MEDAN Wikimedan | Dalam empat bulan, tepatnya Januari – April 2019 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Medan mencatat peningkatan investor saham individu baru di Sumatera Utara sebanyak 4.060 investor single investor identification (SID).

Kepala Perwakilan PT BEI Medan Muhammad Pintor Nasution mengatakan hal itu kepada wartawan di Medan Kamis (23/5).

Ia menjelaskan peningkatan itu cukup signifikan setiap bulannya dengan Medan sebagai primadonanya. Pada Desember 2018, jumlah investor 37.832 SID, Januari 2019 bertambah 981 SID jadi 38.813 SID. Pada Pebruari tambah lagi 1.093 SID jadi 39.906 SID. Maret juga tambah 1.187 SID jadi 41.093 SID. Pada April, pertambahannya 799 SID jadi 41.892 SID.

Target nasional investor saham mencapai 1 juga SID pada akhir semester pertama tahun ini dan sumbangsih dari Medan posisi April sudah 41.892 SID.

Dari jumlah investor itu, kata Pintor, Medan mendominasi dengan 26.450 SID, disusul Deliserdang 3.592 SID, Pematangsiantar 1.543 SID, Binjai 1.015 SID. Tebingtinggi 971 SID, Simalungun 849 SID, Asahan 791 SID, Labuhanbatu 722 SID, Langkat 610 SID danjadi Padangsidempuan 526 SID.

Pintor mengakui masih ada daerah yakni di Humbahas yang jumlah investor sahamnya tiga tahun lalu hanya 1 orang atau SID. Sampai saat ini, jumlahnya hanya 10 SID saja, pertambahannya lambat sekali.

“Ini karena masyarat di sana lebih senang investasi di asuransi,” ungkap Pintor.

Dilihat dari sisi jenis kelamin, Pintor menyebut pada April 2019 investor laki-laki mencapai 22.026 SID, lebih banyak dibanding invest perempuan 14.289 SID. “Memang investor laki-laki lebih banyak dari perempuan, mungkin karena laki-laki yang umumnya bekerja,” jelasnya.

Kalau dilihat dari sisi pekerjaan, ternyata pegawai swasta mendominasi, pada April 2019 sebanyak 15.122 SID. Investor itu dari kalangan pengusaha, pensiunan, PNS, pelajar, guru, TNI polisi sampai ibu rumah tangga dan profesi lainnya. Usia terbanyak 41 tahun ke atas atau disebut usia kolonial. Disusul usia 30-40 tahun, selanjutnya usia remaja 18-25 tahun ke atas dan terakhir usia 26-30 tahun.

Aset saham Q1 investor Sumut posisi April 2019 mencapai Rp8,33 triliun. Transaksi di BEl mencapai Rp 7-8 Triliun per hari.

Pintor mengakui dalam tiga bulan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami penurunan dimana awal April Rp6.500 dan posisi Rabu (22/5) anjlok ke posisi Rp5.900.

“Penurunan ini karena sirkulasinya seperti itu, biasanya setiap bulan Mei sampai Juni memang ada penurunan kemungkinan banyaknya kebutuhan anak sekolah karena masuknya tahun ajaran baru,” ungkap Pintor.

Jadi pengaruh Pilpres menurut Pintor, belum ada. “Justru pengaruh terbesar dari konflik perang dagang Amerika dan China,” kata Pintor.

Akan halnya transaksi di galeri investasi, Pintor menyebut dari 13 galeri investasi yang ada di Sumut, transaksi Januari April 2019 mencapai Rp24 miliar. Transaksinya cukup bagus, sebagai contoh di galeri investasi Methodist Medan rata rata Rp4 miliar per bulan. April Rp4,6 miliar dan Maret Rp4,3 miliar.

Dari total aset Rp8,33 triliun itu, jelas Pintor, paling banyak pengusaha Rp4,5 triliun disusul pegawai swasta Rp2,5 triliun dan ibu rumah tangga asetnya juga besar hampir Rp1 triliun.

Rendahnya IHSG menurutnya, saham saham unggulan (blue chip) di LQ 45 juga mengalami penurunan seperti saham BRI dari Rp4.200 posisi Rabu (23/5) jadi Rp3.700.

“Sebenarnya saat seperti inilah yang patut dibeli sahamnya karena dipastikan akan naik dalam beberapa bulan. Jadi beli bukan saat saham itu naik,” ungkap Pintor.

Saham saham LQ 45 antara lain BRI, Bank Many, BCA, Astra, Barito, Duta Pertiwi dan Alfamidi. LQ 45 merupakan kelompok saham unggulan dari 45 perusahaan emiten. (er)

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *