Internasional

Internasional : Pidato Nasrullah dan Kekuatan Gerakan Perlawanan

Indodax


Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah dalam acara memperingati tiga syuhada “Penunjuk Jalan” hari Sabtu mengatakan, kekuatan gerakan perlawanan semakin meningkat, dan perjuangan akan terus berlanjut meneruskan warisan syuhada.
Statemen orang nomor satu gerakan perlawanan Islam Lebanon ini mengemuka di saat tekanan terhadap Hizbullah semakin deras datang dari berbagai arah. Nasrullah mengatakan, AS dan Israel setiap tahun mengerahkan segenap upayanya untuk melemahkan gerakan perlawanan, tapi hasilnya justru gerakan perlawanan kian hari semakin kuat dan terus meraih kemenangan.

Salah satu langkah yang dilakukan musuh untuk melemahkan gerakan muqawama adalah menggelar konferensi Warsawa yang bertujuan untuk menerapkan peta jalan Washington demi mewujudkan kepentingan politik, keamanan dan ekonominya. Tapi langkah tersebut membentur dinding karena berhadapan dengan kekuatan gerakan perlawanan yang hadir bersama dengan kewaspadaan masyarakat di kawasan menghadapi berbagai plot Barat.

Sekjen Hizbullah Lebanon dalam pidato terbarunya memberikan contoh kegagalan skenario Barat tersebut dengan menyinggung partisipasi aktif bangsa Iran dalam pawai memperingati 40 tahun kemenangan Revolusi Islam. Menurutnya, gerakan rakyat tersebut berhasil menangkal seluruh agitasi dan propaganda musuh Iran.


Pawat peringatan kemenangan Revolusi Islam ke-40 

Contoh lainnya yang disebutkan Nasrullah adalah kegagalan konferensi Warsawa yang berakhir tanpa meraih tujuannya, karena dikte AS mengenai Iran tidak diikuti oleh negara lain. Selain itu, konferensi Warsawa juga tidak membuahkan deklarasi yang menyebut secara khusus tentang negara tertentu, meskipun Washington berambisi menghendakinya.

Permusuhan AS terhadap Iran sejak kemenangan Revolusi Islam hingga kini, disebabkan karena Iran melakukan penyadaran atas berbagai konspirasi dan plot adidaya di kawasan Timur Tengah. Aksi penyadaran tersebut menyebabkan plot Washington senantiasa gagal.

Selain itu, munculnya gerakan perlawanan terhadap rezim Zionis yang tersebar di berbagai tempat di Asia Barat yang lahir dari kesadaran masyarakat regional untuk menghadapi kezaliman yang dipaksakan dari luar kawasan, terutama dari AS dan Israel.

Hizbullah Lebanon sebagai salah satu gerakan perlawanan di kawasan saat ini menjadi ancaman besar bagi AS dan Israel. Situs koran Rezim Zionis, Maariv dalam laporannya beberapa waktu lalu menyebut tantangan terbesar di tahun 2019 bagi Israel adalah menemukan jalan untuk menghadapi kekuatan gerakan perlawanan yang semakin meningkat. Sebelumnya, Komandan Israel, Tamir Yadai mengatakan, tahun 2019 akan menjadi tahun sulit dan rumit bagi Israel, karena menghadapi ancaman besar gerakan perlawanan.(PH)

 

   

 

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *