Internasional : Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (82)
Para peneliti di Universitas Tarbiat Modarres Iran dan Universitas Wageningen, Belanda berhasil merancang sebuah Nanocomposite yang mampu mencegah perembesan logam berat ke permukaan air bawah tanah.
Biasanya dalam industri tambang, sejumlah besar tanah di sekitar lokasi operasi dikarenakan proses transportasi, penumpukkan barang atau merembesnya air limbah dan debu dengan tingkat ketebalan tinggi, tercemari logam.
Pencemaran ini berbahaya bagi ekosistem lokasi dan menyebabkan tanah tidak subur dan tercemarnya air bawah tanah.
Untuk mengurangi dengan cepat bahaya di lokasi yang tercemar, khususnya di lokasi yang terjadi pencemaran air bawah tanah dan keracunan tumbuhan, penggunaan metode yang stabil adalah pilihan berbiaya murah dan minim bahaya.
Oleh karena itu, para peneliti dengan menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan, merancang sebuah nano komposit yang dapat menahan logam berat di tanah dan mencegahnya merembes ke air bawah tanah.
Nano komposit ini karena memiliki Micronutrient yang dibutuhkan tumbuhan, dapat digunakan sebagai pupuk dan membantu menyuburkan tanah yang tercemar.
Menurut para peneliti, Biochar sebagai bahan aditif berharga murah dipromosikan untuk menahan logam berat di tanah. Oleh karena itu dalam proyek penelitian ini dirancang nano komposit yang bahan dasar utamanya terdiri dari Biochar.
Kebanyakan absorber pabrikan yang punya kinerja tinggi jika terurai di alam, akan menghasilkan komponen-komponen yang berbahaya, akan tetapi elemen-elemen penyusun nano komposit ini, Kitosan, nanoclay dan biochar, ketiganya merupakan bahan alami dan ramah lingkungan.
Selain itu, karena substansinya sebagai biochar, ia dapat membantu menguatkan tanah dan menyuburkannya. Menurut peneliti Universitas Tarbiat Modarres, dalam penelitian ini limbah industri kayu dan kertas digunakan sebagai biomassa awal.
Limbah-limbah tersebut dapat diperoleh secara gratis dari pabrik-pabrik kayu dan kertas dalam jumlah berton-ton.
Hasil penelitian dapat membantu manajemen lingkungan hidup yang bergantung pada industri pemicu pencemaran logam dan tambang, pabrik-pabrik logam, industri warna dan sejenisnya.
Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional Environmental Science and Pollution Research, ESPR pada tahun 2018.
Para peneliti di Universitas Teknologi Amirkabir merancang sebuah alat untuk memurnikan air laut yang mampu memurnikan air dengan membran.
perkembangan sains
Menurut keterangan pelaksana proyek penelitian ini, mengingat posisi geografis Iran dan akses ke laut bebas seperti Laut Oman, pemurnian air laut dan ekstraksi air bersih yang dibutuhkan dengan cara ini, merupakan salah satu strategi asasi untuk mengatasi masalah kelangkaan air.
Menurut para peneliti, alat yang diciptakan ini bisa digunakan di pusat-pusat penelitian terkait dengan proses pemurnian air untuk membersihkan pencemaran yang ada di sumber-sumber air.
Para peneliti mengatakan, alat ini juga bisa digunakan di pusat-pusat riset yang aktif di bidang pemurnian air limbah seperti air limbah dari industri pewarna tekstil, industri farmasi dan perusahaan logam berat, dengan menggunakan membran.
Alat ini juga bisa digunakan dalam kajian-kajian yang dilakukan di bidang pemisahan pelarut organik atau pemurniannya dengan menggunakan metode membran juga.
Menurut tim peneliti, dalam penelitian ini badan alat seluruhnya dibuat dari baja nirkarat.
Kegunaan lain dari alat ini adalah kemampuan mengkaji beragam membran dengan jenis dan ketebalan berbeda, berbagai proses pemisahan, ketahanan dari tekanan tinggi karena jenis bahan alat ini dan menanam penjepit-penjepit tekanan tinggi, kemampuan menahan suhu tinggi, tidak membutuhkan pompa untuk memberikan tekanan yang dibutuhkan dan menyediakan tekanan dengan menggunakan tekanan tabung gas tidak berdampak tanpa menggunakannya selama proses dan kemampuan larut dengan maksud untuk mencegah polarisasi konsentrasi saat proses berlangsung.
Menurut peneliti, biaya produksi alat ini sekitar seperenam biaya produksi dan distribusi alat serupa buatan luar negeri, dan dengan memperhatikan penggunaan komponen-komponen dan peralatan yang ada di Iran, biaya pemeliharaan dan penggantian komponen di masa depan juga diperkirakan akan menurun.
Hingga kini berbagai metode untuk melawan tumor kanker sudah banyak diciptakan, akan tetapi mengecoh tumor kanker dan mengubahnya menjadi senjata untuk membunuh kanker, termasuk perubahan yang mendasar.
Para peneliti Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat berhasil menyembunyikan sebuah obat anti-kanker dengan menggunakan sel-sel yang diambil dari tumor kanker itu sendiri.
Dengan cara ini, obat berhasil melewati benteng pertahanan tumor dan ia bekerja seperti sebuah kuda Trojan yang menembus masuk pertahanan dan membunuh tumor.
Obat yang dirancang dalam metode ini berbentuk serat nano dan memiliki kemampuan yang baik dalam bersembunyi di dalam sel-sel yang tercemar tumor kanker.
Salah satu tantangan penting dalam proses membunuh tumor adalah sistem pertahanan canggih mereka yang membentuk sebuah tembok untuk membendung segala bentuk obat dan bertahan di hadapan sistem kekebalan tubuh.
Masalah ini menyebabkan berbagai jenis obat tidak bisa masuk ke inti tumor dan membunuhnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, digunakan berbagai metode untuk menyembunyikan obat nano yang digunakan, bahkan sarang laba-labapun dipakai untuk tujuan ini, akan tetapi dalam metode baru digunakan serat nano yang diproduksi dari bahan kimia MOF dan di dalamnya memiliki volume serta ruang yang sangat luas, untuk menyembunyikan obat yang dibutuhkan dan di antaranya racun alami.
Penyamaran ini selain mencegah intervensi sistem kekebalan tubuh yang mungkin saja mengidentifikasi obat sebagai penyerang berbahaya, juga mencegah terbentuknya dinding pertahanan tumor.
Serat nano ini setelah berhasil masuk ke dalam tumor ia akan terpecah dan larut karena kondisi bagian dalam tumor yang mengandung asam asid, dan racun alami yang terlepas akan membunuh sel-sel kanker.
Menurut para peneliti, metode ini sukses diuji coba pada beberapa jenis binatang kecil dan diharapkan dengan cara yang sama di masa depan bisa membunuh sel kanker hingga 99 persen.[]