Internasional

Internasional : Eropa Menolak Permintaan Trump tentang Kembalinya Daesh

Indodax


Setelah Donald Trump, Presiden Amerika Serikat meminta negara-negara Eropa untuk menerima anggota kelompok teroris Daesh (ISIS) yang ditahan di Suriah dan memiliki kewarganegaraan negara-negara ini, segera saja Paris, Berlin, Brussels dan Kopenhagen menolak permintaan tersebut.
Kementerian dalam negeri Perancis menanggapi ancaman Donald Trump, Presiden AS terkait pentingnya mengembalikan warga Daesh di Suriah ke Eropa dengan mengeluarkan pernyataan, “Jika para teroris Daesh kembali ke Perancis, mereka akan diadili sesuai dengan undang-undang serta akan dipenjara.”

Menurut pihak berwenang Perancis, ada sekitar 150 orang Perancis termasuk di antara teroris Daesh.

Di Belgia, kementerian kehakiman negara ini mengeluarkan pernyataan yang menyerukan solusi Eropa untuk masalah ini dan mengatakan bahwa perlu untuk memeriksa masalah ini dengan tenang untuk menghadapi risiko keamanan yang lebih rendah.

Sementara di Jerman, sumber-sumber di kementerian luar negeri negara ini mengatakan bahwa Berlin sedang mempertimbangkan opsi untuk mengeluarkan anggota teroris Daesh warga Jerman dari Suriah, terutama mereka yang tidak memiliki kesehatan yang baik.


Heiko Maas, Menteri Luar Negeri Jerman

Heiko Maas, Menteri Luar Negeri Jerman juga menegaskan bahwa seruan Donald Trump, Presiden AS untuk mengembalikan 800 Daesh sangat sulit untuk dilaksanakan.

“Kembalinya para teroris Daesh hanya mungkin dilakukan dengan satu cara, dimana mereka harus ditangkap dan diadili. Sementara untuk melakukannya harus ada informasi dan penyelidikan kejahatan, dimana tidak ada jaminan untuk itu,” ungkap Heiko Maas.

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat pada 16 Februari meminta kepada Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara sekutu Eropa lainnya untuk memikirkan 800 anggota teroris Eropa Daesh yang ditahan oleh tentara Amerika serikat di Suriah. Karena tidak ditindaklanjuti, maka Amerika akan memebebaskan mereka.

Denmark, seperti negara-negara Eropa lainnya, menentang permintaan Trump untuk menerima para teroris berkewarganegaraan Eropa.

Kantor perdana menteri Denmar yang menentang permintaan Tramp, menyebutkan dalam sebuah pernyataan, “Kita berbicara tentang orang-orang paling berbahaya di dunia, jadi kita seharusnya tidak menyambut teroris ini.”

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri Denmar, negara itu menentang implementasi keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah.

Daesh telah menderita kekalahan besar pasukan perlawanan di Suriah selama dua tahun terakhir dan anggota teroris kelompok ini sekarang hanya berada di bagian yang sangat kecil di provinsi Deir Ezzor.

Negara-negara Barat, yang tidak ragu-ragu untuk mencoba membantu para teroris di Irak dan Suriah, kini menghadapi kekhawatiran tentang kembalinya anggota teroris Daesh.

Krisis di Suriah dimulai pada tahun 2011 dengan invasi besar-besaran kelompok teroris yang didukung Arab Saudi, Amerika Serikat dan sekutu mereka untuk mengubah perimbangan wilayah yang mendukung rezim Zionis, namun konspirasi ini telah gagal dengan upaya pasukan dan rakyat Suriah.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *