Innalillahi, Pasutri Korban di Mastrip Dikenal Kocak dan Bersajaha
[ad_1]
Wikimedan – Dwidjo Rijanto, 59, dan istrinya, Mashifah Zunaini, 57, meninggal akibat terlibat kecelakaan di Jalan Raya Mastrip, Karangpilang, Surabaya, Sabtu (13/10) sekitar pukul 13.30 WIB. Usai dibersihkan dan disalatkan, jenazah keduanya pun langsung dimakamkan oleh pihak keluarga.
Tetangga, teman, saudara, keluarga besar, dan pelayat lain berdatangan sejak pukul 18.00 WIB. Mereka terlihat berdatangan, melayat kedua jenazah mulai dari mulut gang hingga ke rumah duka.
Mayoritas, adalah keluarga besar dan teman korban semasa bersekolah di SMAN 1 Surabaya dan Universitas Airlangga. Ada juga beberapa teman dari dua anak kandung Almarhum Dwidjo dan Almarhumah Mashifah.
Setelah memandikan dan mengkafani jenazahnya, para keluarga dan belasan teman dekat memberangkatkan Dwidjo dan Mashifah. Keluarga memberangkatkan jenazah mereka dari rumah duka di Griya Kebraon Tengah XIII, Surabaya ke TPU Kebraon.
Wikimedan sempat mendatangi rumah duka. Banyak cerita menarik dari sosok Dwidjo dan Mashifah dari para tetangga dan saudara dekat. Salah seorang tetangga bernama Nyoto, 55, mengatakan, bahwa Dwijo dan Mashifah adalah pasangan sehidup semati.
Nyoto mengaku pernah membaca berita di Jawa Pos koran. Dia mengatakan, Dwidjo dan Mashifah yang menghadiri acara reunian SMAN 1 Surabaya pernah didapuk sebagai pasangan terheboh.
“Sempat masuk Jawa Pos koran. Jadi pasangan terheboh. Waktu itu, acara reuni SMAN 1 Surabaya dua tahun yg lalu. Memang (Mashifah) itu pacarnya (Dwidjo) sejak SMA sampek kuliah (Universitas Airlangga),” kata Nyoto kepada Wikimedan, Sabtu (13/10) malam.
Bukan tanpa alasan. Nyoto mengenal Dwidjo sebagai sosok yang kocak. Dia menuturkan, Dwidjo sering melontarkan candaan dan guyonan tiap kali bertandang atau sekadar menyapa saat lewat di depan rumahnya.
Nyoto juga melontarkan hal yang sama juga terhadap Mashifah. Dia mengatakan, Mashifah adalah sosok yang santai dan selalu berpenampilan modis. Meski, lanjutnya, Mashifah juga tipikal orang yang selalu vokal jika ada sesuatu yang salah dalam pergaulan sehari-hari.
“Pak Dwijo itu baik. Suka gaul. Suka negor. Halo Bu Nyotooo. Orangnya kocak. Kalau ngomong suka plesetan. Orangnya enjoy. Apalagi istrinya, memang santai. Tapi vokal kalau ada yang salah. Memang, terkenal tegas,” tutur Nyoto.
Ditanya soal firasat, Nyoto mengaku tidak mendapat firasat apa-apa. Hanya, dia sempat mendengar cerita dari adiknya Mashifa, jika sebenarnya, Dwidjo baru pulang dari rumah mertuanya. Entah kenapa, Dwijo pamit berkali-kali kepada mertuanya sebelum pulang.
Sementara itu, salah seorang saudara sepupu jauh bernama Rizal, 50, mengatakan hal yang sama. Menurutnya, Dwidjo merupakan sosok yang penuh semangat. Rizal memandang Dwidjo sebagai orang yang supel dan grapyak.
“Orangnya grapyak sama saudara dan keluarga besar. Kalau diundang ya selalu datang. Acara keluarga besar pasti datang. Karena setiap 6 bulan sekali kan ada acara kumpul keluarga,” kata Rizal.
Namun, Rizal mengaku tidak terlalu mengenal, apalagi sering bertemu Dwidjo. Meski demikian, Rizal memandang Dwidjo sebagai sosok yang peduli dengan keluarga besar.
Dia mencontohkan perhatian Dwidjo kepadanya yang saat ini sedang masa penyembuhan dari penyakit stroke. Rizal memgaku selalu mendapat semangat kesembuhan dari Dwijdo. “Dia pernah nyemangatin saya. Karena, saya sakit stroke. Katanya, ayo semangat. Kamu pasti bisa,” kata Rizal menirukan perkataan Dwidjo.
Untuk diketahui, pasangan suami istri, Dwidjo dan Mashifah meninggal dunia usai motor yang ditungganginya menabrak truk di Jalan Raya Mastrip Surabaya. Diduga korban tergesa-gesa dan melebar sewaktu menyalip sehingga tidak menyadari ada truk di depannya.
(HDR/JPC)
[ad_2]