Ikan Perairan Sulut dan Maluku Tembus Pasar Ekspor Korea Selatan
Wikimedan – Produk perikanan Indonesia berhasil menembus pasar Korea Selatan senilai USD 143 juta atau Rp 2,07 miliar (kurs Rp 14.500 per dollar). Capaian ini diperoleh melalui kontrak pembelian antara Daelim Corporation dari Korea Selatan dengan PT. Global Fisheries Exchange (GFE) yang merupakan eksportir Indonesia.
Penandatangan kontrak pembelian tersebut dilakukan pada Selasa (4/12) di Conference Room Busan International Fisheries Exchange (BIFEX) di Busan, Korea Selatan, dan disaksikan disaksikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center Busan, Kusuma Dewi.
“Penandatangan kontrak pembelian ini tentunya memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja ekspor Indonesia. Kontrak pembelian akan dilakukan dalam tenggat waktu lima tahun. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasokan produk perikanan di Korea Selatan,” jelas Dewi dalam keterangan resmi, Jum’at (7/12).
Dewi juga menyampaikan, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi turut gembira dan menyambut baik hasil tersebut. Pada kesempatan berbeda, Umar Hadi menyampaikan, komposisi ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 45 persen masih berbasis migas dan batu bara, sehingga diperlukan diversifikasi jenis komoditas ekspor agar mampu mencapai nilai perdagangan USD 30 milar atau Rp 435 triliun pada 2022.
“Salah satu produk yang potensial adalah perikanan, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan lebih besar daripada daratannya,” jelas Umar.
Dewi berharap kerja sama yang ada dapat semakin ditingkatkan dan produk perikanan Indonesia semakin dapat diterima oleh masyarakat Korea Selatan. “Peluang ekspor produk perikanan Indonesia masih sangat besar. Hal ini dikarenakan kegemaran penduduk Korea Selatan akan makanan laut, terutama di Busan yang terkenal dengan Odeng dan Ommuk,” imbuh Dewi.
Korea Selatan mengimpor produk perikanan dari dunia dan jumlahnya terus meningkat. Selama enam tahun terakhir rata-rata impor produk perikanan ke Korea Selatan mencapai lebih dari USD 3,6 miliar. Setelah mengalami penurunan pada 2013 akibat melemahnya perekonomian dunia, nilai impornya kembali naik secara signifikan hingga sebesar 15,93 persen 2014.
Nilai ini terus meningkat pada 2015, 2016 dan 2017, masing-masing sebesar 2,30 persen, 6,00 persen, dan 9,93 persen. Nilai impor terbesar berasal dari impor ikan, beku, tidak termasuk potongan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya (HS 0303). Disusul dengan moluscs (0307) dan fish fillets and pieces, fresh, chilled or frozen (HS 0304).
Pada 2017, Tiongkok memasok sebesar 23,70 persen dari total impor Korea Selatan. Posisi selanjutnya ditempati Rusia (19,80 persen), Vietnam (12,90 persen), Norwegia (7,70 persen), Amerika Serikat (5,30 persen), dan Jepang (3,0 persen). Keenam negara tersebut hanya menyisakan pangsa pasar sebesar 40,40 persen untuk negara-negara lain termasuk Indonesia.
Di tahun yang sama, Indonesia berada pada peringkat ke-15 dengan pangsa pasar sebesar 0,90 persen atau senilai USD 40,6 juta. “Diharapkan keberhasilan GFE mengekspor produk perikanan dapat diikuti para pelaku usaha lainnya. Apalagi kebutuhan Korea Selatan terhadap produk perikanan semakin meningkat. Peluang ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pelaku usaha dari Indonesia,” pungkas Dewi.
(uji/JPC)
Kategori : Berita Nasional