Cryptocurrency

Go-Jek Akuisisi Startup Dompet Cryptocurrency Filipina

Indodax


Startup unicorn dari Indonesia untuk ride-sharing (berbagi perjalanan atau transportasi online), Go-Jek, mengumumkan kemitraannya dengan Coins.ph, platform dompet kripto (crypto wallet) dan pembayaran di Filipina.
Dilansir dari CCN, perusahaan Filipina Coins.ph itu sedang dalam proses meluncurkan akses beta kepada pengguna yang ada dalam daftar tunggu untuk Coins Pro — bursa cryptocurrency yang masih dalam pengembangan.
Go-Jek telah melakukan “investasi besar” di perusahaan FinTech Filipina itu, dengan mengakuisisi saham mayoritas Coins.ph. Menurut sumber tidak resmi, transaksi tersebut menelan biaya perusahaan Go-Jek US$ 72 juta, yang menjadi nilai terbesar hingga saat ini.
Sejak diluncurkan pada 2011, Go-Jek telah menarik perhatian lebih dari 5 juta orang Indonesia dan memproses lebih dari 6 juta transaksi setiap bulan. Coins.ph diluncurkan pada tahun 2014 dan meraup US$ 10 juta dari investor melalui dua perusahaan ventura dan dua putaran pendanaan Seri A.
Go-Jek telah menjadi raksasa teknologi Indonesia, yang didukung investor raksasa seperti Tencent dan Google. Go-Jek terlihat berusaha menembus pasar Asia Tenggara. tetapi mengalami serangan balasan di Filipina.
Awal bulan Janurai 2019, Dewan Pengatur Waralaba dan Transportasi Darat Filipina LTFRB (Land Transportation Franchising and Regulatory Board) menolak pendaftaran anak perusahaan Go-Jek, Velox Technology Philippines, dalam mendapatkan izin layanan transportasi online di Manila.
Kepala LTFRB Filipina, Martin Delgra, mengatakan dalam sebuah wawancara untuk Reuters bahwa Go-Jek tidak memenuhi persyaratan kewarganegaraan dan aplikasi tidak diverifikasi sesuai dengan aturan mereka.
Menurut regulator Filipina tersebut, anak perusahaan Go-Jek sepenuhnya dimiliki oleh Go-Jek. Di sisi lain, Grab yang berbasis di Singapura, pesaing langsung Go-Jek dan pemain utama di pasar transportasi online Asia Tenggara memenuhi batasan lokal kepemilikan asing.
Go-Jek merupakan salah satu platform logistik dan berbagi perjalanan terbesar di Indonesia. Aplikasi Velox mengajukan izin mengoperasikan layanan berbagi perjalanan di Manila pada Agustus 2018 — sebelum perubahan peraturan yang membatasi kepemilikan asing atas layanan perjalanan menjadi 40%.
Aplikasi Go-Jek adalah platform satu atap tempat pengguna dapat memesan makanan dan berbagai layanan serta melakukan pembayaran online. Beberapa investor telah menempatkan lebih dari US$ 3,3 miliar di Go-Jek. Nilai investasi itu sangat tidak mungkin berlangsung lama, terutama dengan adanya raksasa seperti Google di belakang Go-Jek.
Presiden Bellwether Advisory dan pakar transportasi di Manila Rene Santiago berkomentar, “Perusahaan-perusahaan dalam negeri tidak menghambat kehadiran pemain awal, Grab, karena mobil yang dapat mereka daftarkan harus melalui rintangan penyaringan LTFRB.”
Selain itu, Kementerian Perhubungan Filipina telah membatasi jumlah kendaraan berbagi perjalanan terdaftar menjadi 65.000, lebih dari 37.000 di antaranya telah diambil oleh delapan perusahaan.
Kurang dari dua minggu setelah berita tentang penolakan aplikasi Go-Jek di Filipina, pada Jumat (18/1/2019) Go-Jek mengumumkan akuisisi dompet cryptocurrency yang berbasis di Filipina dan aplikasi layanan pembayaran Coins.ph. Salah satu kalimat pernyataan berani dari Go-Jek, “Untuk mendukung Coins.ph dalam pertumbuhannya yang cepat untuk memenuhi kebutuhan keuangan semua orang Filipina.”
Pada platform Go-Jek yang berbasis di Filipina, pengguna dapat menggunakan aplikasi untuk membeli Bitcoin, Bitcoin Cash, dan Ethereum, serta menggunakan uang kripto untuk melakukan berbagai pembayaran online seperti pembayaran tagihan. Go-Jek telah mulai menggelar akses beta ke bursa cryptocurrency Coins Pro yang sedang dikembangkan.
Coins.ph merupakan dompet cryptocurrency paling populer di Filipina. Menurut Ron Hose, CEO dan salah satu pendiri Coins.ph, dompet Kripto akan memulai babak pendanaan baru ketika kesempatan untuk bermitra dengan unit pembayaran raksasa Indonesia Go-Pay muncul dengan sendirinya.
“Kami sangat bangga menunjukkan keberhasilan perusahaan rintisan Filipina. Hanya dalam beberapa tahun, tim kami telah mampu membangun layanan yang dapat diskalakan dengan memperluas layanan keuangan ke jutaan orang Filipina,” ujar Hose.
DI Indonesia, Go-Pay telah tumbuh secara signifikan sejak diluncurkan pada 2016 dan menyumbang lebih dari setengah transaksi pada platform Go-Jek. Setelah kesepakatan dengan Go-Jek tercapai, perusahaan dompet kripto itu akan terus beroperasi seperti biasa sambil meningkatkan kinerja dengan pengalaman dan sumber daya Go-Pay selama bertahun-tahun.
Pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim berkomentar, “Kami dengan rendah hati ikut serta dalam transformasi pembayaran digital negara ini, melalui teknologi dan pemberdayaan usaha kecil-menengah fintech. […] Pengumuman hari ini menandai dimulainya komitmen jangka panjang kami ke Filipina dan kelanjutan misi kami menggunakan teknologi untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari dan menciptakan dampak sosial yang positif.”
Sumber: ccn.com
Like this:Like Loading…

Related

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *