Berita Nasional

GM FKPPI Jatim Anggap Ada yang Memprovokasi Pembakaran Bendera Tauhid

Indodax









Berita hari ini Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) buka suara soal pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Mereka menilai, jangan sampai gara-gara aksi viral itu, masyarakat jadi terpecah belah.







Ketua GM FKPPI Jawa Timur Agoes Soerjanto menilai, ada sekelompok orang yang selalu mencari momen untuk memperkeruh suasana di Indonesia. Dia mencontohkan rentetan fenomena bullying di media sosial dan kata-kata kasar yang kerap terlontar pada acara televisi. 







Dia juga menyinggung fenomena keributan politik pada kontestasi Pilpres 2019 yang akhirnya memunculkan istilah ‘jendral kardus’. Untuk itu, Agoes berharap masyarakat menyikapi insiden pembakaran tersebut secara jernih dan proporsional. 







“Jangan sampai hal itu menjadi pemantik perpecahan masyarakat Indonesia. Karena, kami melihat bahwa ada kelompok yang mendapat keuntungan atau rente ekonomi politik atas situasi tersebut,” kata Agoes melalui pernyataan tertulisnya, Rabu (24/10). 







Agoes juga meminta masyarakat meneladani sikap persatuan para pendahulu. Hal yang perlu diteladani adalah sikap menempatkan kepentingan bangsa di atas semua kepentingan pribadi dan sesaat.







“Sekarang kok sepertinya sudah merdeka malah lebih ribut, ini jelas dibuat begini. Situasi saling pertentangan akan membuat kita lemah,” tutur Agoes. 








Sekretaris GM FKPPI Jatim Didik Prasetiyono menambahkan, masalah pembakaran bendera HTI di Garut perlu digali secara saksama. Menurutnya, tidak mudah membuat bendera bertuliskan kalimat tauhid. 








Didik menyatakan, perlu teknik sablon khusus untuk menuliskan kalimat tauhid pada sebuah kain bendera. Karenanya, dia menduga tidak mungkin jika oknum Banser yang melakukan pembakaran itu. 







“Apa tidak ada yang bertanya, dari mana asal bendera HTI itu? Siapa yang membawa ke arena acara Banser? Harus diselidiki lebih dalam dan patut diduga ini adalah ulah provokator yang menikmati kalau ada pertentangan antar umat Islam,” kata Didik.







Untuk itu, Didik berharap aparat mampu bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah itu. Sementara aparat menyelesaikan masalah itu, dia meminta semua pihak menahan diri hingga penyelidikan selesai.







“Apresiasi kami untuk Banser dan GP Ansor di berbagai daerah yang ikut menahan diri,” katanya.







(HDR/JPC)


Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *