Ganjar Usul Orang Nikah Wajib Tanam Pohon
Wikimedan – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginginkan gerakan penghijauan menjadi lebih dimasifkan intensitasnya. Kalau perlu, pria berambut putih itu ingin segala momen diikuti dengan kegiatan penanaman pohon. Seperti salah satunya saat menikah.
“Kalau ini bisa kita internalisasi dalam sistem pemerintahan kita, orang sekolah nanam, orang melahirkan nanam, orang menikah nanam, kalau memberi hadiah dikasih pohon untuk ditanam,” katanya saat ikut aksi penghijauan di lahan sabuk hijau Waduk Logung, Dawe, Kudus, Jumat (7/12).
Ganjar meyakini, dengan diterapkan dalam peraturan pemerintah atau sebagai syarat seperti itu, gerakan penghijauan bisa menyebar layaknya virus. Sehingga percepatan perbaikan lingkungan dapat terlaksana secepat mungkin.
Usulan Ganjar soal orang menikah hendaknya menanam pohon, diklaimnya telah ia sampaikan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Dia berharap hal tersebut bisa direalisasikan.
Sementara, keberadaan Ganjar di Waduk Logung sendiri adalah dalam rangka memeringati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) sekaligus Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai Tingkat Provinsi Jateng 2018. Dimana juga diikuti ribuan pelajar setempat, komunitas pecinta alam, komunitas Jeep, masyarakat dan jajaran pemerintah.
“Hari ini kita melakukan tindakan yang nyata nanam bareng-bareng. Kalau di Jawa Tengah saya tidak suka jika dilakukan hanya simbolis tapi langsung ditanam bareng-bareng,” kata Ganjar.
Pada acara itu, setidaknya terdapat tiga ribu pohon dari 26 jenis tanaman yang ditanam. Adapun 45.100 pohon lainnya turut dibagikan kepada masyarakat agar ditanam di ladang dan pekarangan rumah masing-masing.
Aksi ini ditujukan agar masyarakat setempat menjadi pionir. Karena merekalah yang tiap hari bergumul dengan lingkungan waduk Logung. “Ini pas apalagi Logung sebentar lagi akan dihidupkan kita mempersiapkan penghijauan di DAS-nya (daerah aliran sungai) dan diharapkan jadi tempat pariwisata,” katanya
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Sugeng Riyanto mengatakan peringatan acara ini sengaja difokuskan di Kudus. Dengan alasan, daerah ini menjadi salah satu wilayah dari lima DAS yang hulunya masih kritis.
Guna terus meminimalisir daerah kritis itu, Sugeng mengklaim bahwa pihaknya dalam tahun ini telah melakukan penanaman 48 juta pohon. Dengan jumlah tersebut, akan tetapi hanya mampu menanggulangi delapan persen saja dari total 464 ribu hektare keseluruhan lahan kritis.
“Maka kami mencanangkan gerakan Susu Tante (sak wong sak wes tanam terus) yang berarti satu orang satu tanaman tanam terus,” imbuhnya.
(gul/JPC)
Kategori : Berita Nasional